Operasi militer itu dilakukan setelah Putin pada Senin mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk serta mengerahkan pasukan ke mereka dalam misi penjaga perdamaian.
Dalam pembenaran langkah Senin, Putin dengan salah mengatakan Ukraina secara historis adalah tanah Rusia dan bahwa Ukraina modern "sepenuhnya diciptakan" oleh Moskow ketika mantan pemimpin memberi Kyiv terlalu banyak otonomi setelah revolusi 1917.
Putin juga membenarkan penumpukan militer selama berbulan-bulan lebih dari 150.000 tentara di perbatasan Ukraina sebagai tanggapan terhadap Ukraina yang dijalankan oleh neo-Nazi dan potensi keanggotaannya ke aliansi militer defensif NATO, yang dipandang Rusia sebagai ancaman.
Ukraina telah membantah tuduhan itu, dengan Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan dalam sebuah pidato kepada rakyat Rusia Rabu malam bahwa 8 juta dari mereka tewas dalam perang melawan Nazisme.
Pengumuman itu datang ketika Amerika Serikat dan sekutunya telah memperingatkan bahwa invasi Rusia akan segera terjadi dan mereka akan menggunakan dalih palsu untuk melakukannya.
Beberapa saat setelah pidato televisi Putin, Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Rusia sendirian dalam memikul tanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang akan dihasilkan oleh "perang yang direncanakan" ini.
"Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya akan merespons dengan cara yang bersatu dan tegas," katanya. "Dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia."
"Doa seluruh dunia bersama orang-orang Ukraina malam ini," katanya.***