Ini Senjata Mengerikan Milik Rusia, Bisa Menghilangkan Mayat Tentara di Medan Pertempuran Ukraina

- 28 Februari 2022, 16:44 WIB
Krematorium dilaporkan mengikuti tentara.*
Krematorium dilaporkan mengikuti tentara.* /Russian Ministry Of Defence/

ZONA PRIANAN - Rusia ternyata memiliki peralatan perang yang mengerikan tapi bukan jet tempur, tank baja, atau peluncur roket.

Peralatan tempur itu berupa mobil krematorium. Mobil ini selalu mengikuti tentara Rusia yang sedang perang.

Sebagaimana layaknya fungsi krematorium, mobil buatan Rusia itu memang untuk menghancurkan jenazah.

Baca Juga: Ukraina Tembak Jatuh Helikopter Rusia Bertanda V di Hostomel, Pilot yang Selamat Jadi Tawanan Perang

Ada dugaan, mobil krematorium itu difungsikan untuk menghancurkan tentara atau warga sipil yang tewas, dengan tujuan menghilangkan jejak perang.

Namun, keberadaan mobil krematorium itu sulit terlihat secara kasat mata, karena dari luar kendaraan itu seperti mobil biasa.

Dari rekaman video yang sebelumnya dirilis oleh Kementerian Pertahanan mengungkapkan sebuah insinerator tersembunyi di mobil itu untuk menghancurkan mayat tentara dan warga sipil.

Baca Juga: Polandia, Swedia, dan Republik Ceko Menolak Lawan Rusia, Solidaritas Inggris Membela Ukraina

Pada Kamis (24 Februari), klip mengerikan itu muncul kembali setelah Rusia menyatakan perang habis-habisan dengan Ukraina.

Diyakini kendaraan itu memiliki cukup ruang untuk "menguap" satu tubuh pada satu waktu dan diperkirakan akan mengikuti tentara ke negara itu, lapor Daily Telegraph.

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace telah menyiratkan bahwa sistem itu bisa menjadi cara untuk menutupi kerugian pertempuran di masa depan.

Baca Juga: Kota Kiev Sudah Terkepung Pasukan Rusia, Vitali Klitschko: Warga Butuh Makanan dan Obat-obatan

Dia berkata: "Sangat mengerikan, cara untuk menutupi kerugian adalah krematorium keliling, saya akan sangat, sangat khawatir."

Menyusul ketakutan krematorium, Komite Ibu Prajurit Rusia mengklaim banyak tentara muda Rusia yang telah dikerahkan di Ukraina tertipu untuk mendaftar, lapor Daily Mail.

Komite non-pemerintah mengklaim para tentara diberitahu bahwa mereka sedang menuju ke perbatasan untuk berlatih, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan dari kelompok tersebut.

Baca Juga: Selain Pasukan Rusia, Tentara Ukraina Bersiap Menghadapi Serbuan Belarus, Sanksi Ekonomi Memicu Perang Nuklir

"Kami mendapat banyak telepon dari ibu-ibu yang ketakutan di seluruh Rusia. Mereka menangis, mereka tidak tahu apakah anak-anak mereka masih hidup atau sehat," Andrei Kurochkin, wakil ketua kelompok itu mengatakan kepada situs Takie Del.

Ketua mengklaim para pria itu mengubah kontrak mereka untuk menunjukkan bahwa mereka telah tiba di perbatasan untuk konflik.

"Ada kasus kekerasan fisik, dan pemukulan terhadap mereka yang menolak menjadi tentara kontrak," ucapnya yang dikutip Daily Star.

Baca Juga: Rusia Akan Mengakhiri Operasi Militer di Ukraina pada 2 Maret 2022, Semua Kota Penting Dikuasai

Dan setelah itu sama sekali tidak diketahui [apa yang terjadi pada mereka], karena mereka mengambil ponsel mereka."

Telah dilaporkan bahwa kelompok tersebut berencana untuk mengajukan pengaduan resmi ke Kantor Kepala Kejaksaan Militer.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x