Rusia Mengakui Menggunakan Senjata Termobarik di Ukraina, Ini Dampak Mengerikan yang Akan Dirasakan Korban

- 10 Maret 2022, 19:19 WIB
Rusia mengaku mengerahkan sistem senjata TOS-1A.*
Rusia mengaku mengerahkan sistem senjata TOS-1A.* /Independent/

Amnesti Internasional mengatakan bom kluster digunakan dalam serangan Rusia yang menewaskan anak-anak dan dua orang dewasa yang bersembunyi di taman kanak-kanak di timur laut Ukraina.

Amnesti mengatakan serangan ini akan menjadi dasar sebagai kejahatan perang.

Baca Juga: Mata-mata Cantik Asal Rusia Ini Ditangkap FBI, Dia Selalu Promosikan Propaganda Vladimir Putin

“Tidak ada pembenaran menjatuhkan senjata klaster di kawasan berpenghuni, apalagi di dekat sekolah,” kata Agnès Callamard, Sekretaris Jenderal Amnesti Internasional.

“Sangat memuakkan melihat serangan tak pandang bulu di taman kanak-kanak di mana penduduk sipil mencari perlindungan.”

Namun Kremlin terus menolak telah menargetkan penduduk sipil.

Baca Juga: Tentara Rusia Paksa Warga Ukraina Buka Pakaian Kemudian Dieksekusi di Hutan Secara Massal

Rusia sebelumnya pernah mengerahkan senjata-senjata termobarik ini. Senjata ini pernah digunakan di Chechnya pada 1999, dan Bashar al-Assad dilaporkan menggunakan bom-bom vakum buatan Rusia ini di Suriah.

Bahkan Amerika Serikat juga pernah menggunakannya di Vietnam dan Afghanistan.

Sebuah studi CIA yang mengutip Pengamat Hak Asasi Manusia menyebutkan bom-bom vakum bisa “memusnahkan” siapapun yang berdekatan dengan titik ledaknya.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x