Setelah Kuburan Massal dan 280 Mayat Ditemukan di Kyiv, Putin Harus Menjawab kepada Tuhan atas Kekejamannya

- 4 April 2022, 06:03 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin mempersembahkan bunga selama upacara kepada pemimpin Kristen Ortodoks Rusia Patriark Kirill tahun lalu.
Presiden Rusia Vladimir Putin mempersembahkan bunga selama upacara kepada pemimpin Kristen Ortodoks Rusia Patriark Kirill tahun lalu. /Dailymail/via REUTERS

Kementerian pertahanan Rusia membantah tuduhan Ukraina, mengatakan rekaman dan foto-foto yang menunjukkan mayat di Bucha adalah 'provokasi lain' oleh Kyiv.

Setelah Ukraina mengatakan pada hari Sabtu bahwa pasukannya telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah Kyiv, gambar mayat dengan pakaian sipil yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia yang berangkat memicu seruan dari pejabat di Ukraina dan Eropa untuk sanksi yang lebih keras terhadap Rusia.

Baca Juga: Vladimir Putin (68) Tunjukkan Sisi 'Macho' dengan Berburu Beruang dan Memancing di Hutan Belantara Siberia

Kemarahan di Ukraina dan luar negeri menambah tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin karena meningkatkan kemungkinan sanksi Barat lebih lanjut.

Namun, kepala Gereja Ortodoks Rusia mengadakan kebaktian untuk tentara Rusia pada hari Minggu di mana ia meminta mereka untuk membela negara mereka 'seperti yang hanya bisa dilakukan Rusia' saat Moskow melanjutkan kampanye militernya di Ukraina.

Di Katedral Utama Angkatan Bersenjata yang didekorasi dengan mewah yang dibuka dua tahun lalu di Kubinka di luar Moskow, Patriark Kirill mengatakan kepada sekelompok prajurit dan wanita bahwa Rusia adalah negara 'cinta damai' yang telah sangat menderita akibat perang.

Baca Juga: Lingkaran dalam Putin Terungkap dan Bagaimana Mereka Bisa Menggulingkannya dari Kekuasaan dalam Dua Tahun

"Kami sama sekali tidak berjuang untuk perang atau melakukan apa pun yang dapat membahayakan orang lain," kata patriark, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin.

'Tetapi kami telah dibesarkan sepanjang sejarah kami untuk mencintai tanah air kami. Dan kami akan siap untuk melindunginya, karena hanya orang Rusia yang dapat mempertahankan negara mereka.'

Kirill, 75, sebelumnya telah membuat pernyataan membela tindakan Moskow di Ukraina dan melihat perang sebagai benteng melawan budaya liberal Barat yang ia anggap dekaden, terutama atas penerimaan homoseksualitas.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Dailymail.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x