Rusia Terpaksa Menggunakan Nuklir Karena Vladimir Putin Merasa NATO Ingkar Janji pada Kesepakatan 1997

- 12 April 2022, 14:06 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin.*
Presiden Rusia, Vladimir Putin.* /Reuters/via Mirror

ZONA PRIANGAN - Negara-negara NATO hingga saat ini masih mengkhawatirkan Vladimir Putin menggunakan nuklir sebagai senjata pemusnah massal.

Bahkan, sejak perang meletus, ada rencana senjata nuklir tidak hanya dijatuhkan di Ukraina tapi juga diarahkan/diledakkan di Inggris.

Vladimir Putin pun percaya diri, tidak ada yang bisa menandingi Rusia jika senjata nuklir digunakan. Itu sangat menyeramkan.

Baca Juga: Rusia Akan Menggunakan Senjata Nuklir untuk Hancurkan Ukraina dan Membungkam Kesombongan NATO

Dalam sebuah film dokumenter 'The Putin Interview' yang digarap sutradara AS Oliver Stone, Putin menegaskan: tidak ada yang selamat jika perang nuklir pecah.

Presiden Rusia berusia 69 tahun itu mengatakan, tidak ada yang menang jika terjadi perang nuklir.

"Saya tidak berpikir siapa pun akan selamat dari konflik seperti itu," ujar Putin yang dikutip Daily Star.

Baca Juga: Lima Tentara Rusia Perkosa Gadis 14 Tahun Secara Bergiliran, Denisova: Korban Hamil dan Trauma Berat

"Selalu ada harapan. Sampai mereka siap membawa kita ke kuburan dan menguburkan kita," tambah mantan agen KGB itu.

Pembahasan Putin itu terjadi karena dia merasa ada tekanan NATO karena negara-negara di sepanjang perbatasan Rusia tampaknya membangun pasukan mereka untuk bergabung dengan aliansi.

Menurut Putin, begitu sebuah negara menjadi anggota NATO, sulit untuk melawan tekanan AS dan tiba-tiba sistem senjata apa pun dapat ditempatkan di negara itu.

Baca Juga: Saat Menunggu Evakuasi, Janda Cantik Asal Makariv Ini Diperkosa dan Dibunuh Pasukan Vladimir Putin

“Sistem rudal anti-balistik, pangkalan militer baru dan jika perlu, sistem ofensif baru. Kami harus mengarahkan sistem rudal kami ke fasilitas yang mengancam kami. Situasi menjadi lebih tegang," ucapnya.

Konflik saat ini di Ukraina diyakini sebagai pemimpin Kremlin yang berusaha menghalangi negara tetangga itu untuk bergabung dengan NATO.

Namun, Putin terus menyangkal klaim tersebut.

Undang-Undang Pendiri NATO-Rusia ditandatangani pada tahun 1997, sebuah perjanjian politik yang secara eksplisit menyatakan: “NATO dan Rusia tidak menganggap satu sama lain sebagai musuh.”

Baca Juga: Rudal Rusia Hancurkan Stadion Yuri Gagarin, Bintang West Ham Andriy Yarmolenko Sangat Terluka Hatinya

Pembentukan Dewan NATO-Rusia diikuti pada tahun 2002, menurut Independent.

Tetapi Putin menuduh NATO ingkar janji. Terbukti NATO melakukan ekspansi ke wilayah Eropa Timur.

Beberapa negara mantan satelit Uni Soviet kini bergabung ke NATO. Seperti Republik Ceko, Hongaria dan Polandia bergabung pada tahun 1999.

Diikuti oleh Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Rumania, Slovakia dan Slovenia pada tahun 2004.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x