DJI tidak merilis informasi keuangan tetapi firma riset Drone Analyst memperkirakan bahwa ia memiliki pendapatan perangkat keras sebesar $ 2,9 miliar atau sekitar Rp41,8 triliun pada tahun 2020.
Konflik tersebut telah membuat perusahaan-perusahaan China terikat. Terus beroperasi di Rusia telah menuai kritik internasional, tetapi penarikan akan berisiko mendapat reaksi balik dari publik China.
Pada bulan Februari, raksasa ride-hailing Didi Global membatalkan keputusan untuk meninggalkan Rusia dan Kazakhstan setelah pengguna media sosial domestik menuduhnya menyerah pada tekanan AS.
Pembuat peralatan telekomunikasi Huawei Technologies juga berada di bawah pengawasan apakah mereka berencana untuk tinggal di Rusia. Perusahaan tidak menjawab pertanyaan terkait Rusia pada KTT analis tahunan pada hari Selasa.***