DJI China Menghentikan Penjualan di Rusia untuk Mencegah Penggunaan Drone dalam Pertempuran

- 28 April 2022, 14:02 WIB
DJI Phantom 3, drone konsumen, terbang setelah diluncurkan pada acara peluncuran di Manhattan, New York 8 April 2015.
DJI Phantom 3, drone konsumen, terbang setelah diluncurkan pada acara peluncuran di Manhattan, New York 8 April 2015. /REUTERS/Adrees Latif

DJI tidak merilis informasi keuangan tetapi firma riset Drone Analyst memperkirakan bahwa ia memiliki pendapatan perangkat keras sebesar $ 2,9 miliar atau sekitar Rp41,8 triliun pada tahun 2020.

Konflik tersebut telah membuat perusahaan-perusahaan China terikat. Terus beroperasi di Rusia telah menuai kritik internasional, tetapi penarikan akan berisiko mendapat reaksi balik dari publik China.

Baca Juga: Rusia Mengancam Akan Meledakkan Inggris dengan Nuklir 'Satan 2' karena Memasok Peralatan Militer ke Ukraina

Pada bulan Februari, raksasa ride-hailing Didi Global membatalkan keputusan untuk meninggalkan Rusia dan Kazakhstan setelah pengguna media sosial domestik menuduhnya menyerah pada tekanan AS.

Pembuat peralatan telekomunikasi Huawei Technologies juga berada di bawah pengawasan apakah mereka berencana untuk tinggal di Rusia. Perusahaan tidak menjawab pertanyaan terkait Rusia pada KTT analis tahunan pada hari Selasa.***

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x