ZONA PRIANGAN - Sejak gagal merebut Kiev ibu kota Ukraina, pasukan Vladimir Putin telah memfokuskan serangannya di wilayah Donbass.
Tentara Kremlin melakukan serangan di wilayah timur Ukraina, di mana separatis yang didukung Moskow menduduki beberapa wilayah Luhansk dan Donetsk.
Sejak 2014 di sana terjadi konflik Eropa terbesar setelah Perang Dunia II. Gesekan yang terjadi memicu perang yang lebih luas.
Namun, Pasukan Vladimir Putin yang menyerbu Donbass tidak menduga mendapat perlawan yang efekti dari tentara Ukraina.
Tentara Ukraina tidak hanya bertahan, tapi juga memukul balik pasukan Rusia, seperti yang terjadi di Kharkiv.
Menurut Institute for the Study of War, pertempuran paling intens dalam beberapa hari terakhir telah terjadi di Ukraina timur.
Serangan balasan Ukraina di dekat Kharkiv, sebuah kota di timur laut yang merupakan terbesar kedua di negara itu, membuat kemajuan yang signifikan.
Tentara Ukraina kemungkinan akan maju ke perbatasan Rusia dalam beberapa hari atau minggu mendatang.
Institute for the Study of War yang berbasis di Washington menambahkan bahwa “serangan balasan Ukraina menunjukkan kemampuan Ukraina yang menjanjikan.”
Sebaliknya, pasukan Rusia yang didukung tentara Grup Wagner mendesak pejuang Ukraina ke luar dari Popasna.
Ramzan Kadyrov, kepala republik Rusia Chechnya, mengatakan pada hari Minggu bahwa tentaranya merebut Popasna.
“Pejuang pasukan khusus Chechnya … telah menguasai sebagian besar Popasna,” tulis Kadyrov dalam sebuah posting di Telegram.
“Jalan-jalan utama dan distrik pusat kota telah sepenuhnya dibersihkan dari tentara Ukraina,” paparnya yang dikutip Aljazeera.
Namun Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai menentang komentar Kadyrov yang mengatakan bahwa pasukan Chechnya tidak ambil bagian dalam pertempuran itu, melainkan menjarah dan merekam video.
Kadyrov telah sering memposting laporan dan video Telegram tentang tentara Chechnya yang diduga berpartisipasi dalam kegiatan di Ukraina.
Tetapi belum ada konfirmasi berapa banyak yang benar-benar telah dikerahkan dan apakah mereka telah berpartisipasi dalam pertempuran.
Haidai berjanji pertempuran untuk Popasna dan di tempat lain akan berlanjut.
“Mereka bergerak selangkah demi selangkah, lebih dalam dan lebih dalam. Tapi sayangnya mereka hanya mendapatkan reruntuhan. Sekarang kami sedang menunggu bala bantuan dan berharap untuk mendorong mereka kembali ke luar Popasna,” kata Haidai.***