Sehingga serangan terhadap pabrik plastik oleh tentara Moskow makin meningkat. Dari sanalah, sembilan warga Indonesia sudah pasrah dengan kematian.
Teman kerja Iskandar yang orang Ukraina saat itu sudah memegang senjata ikut bertempur membantu tentara Kiev.
"Untung saya dan orang Indonesia banyak dibantu warga Ukraina. Tanpa bantuan mereka, mungkin saya sudah mati," tutur Iskandar.
Pada satu kesempatan, saat serangan Rusia mengendur, orang Ukraina mencarikan kendaraan untuk orang Indonesia menuju Kiev.
Saat dalam perjalan menuju Kiev, Iskandar mendengar pabrik plastik tempat dia bekerja meledak dan hancur diterjang rudal Rusia.
Dia tidak mengetahui bagaimana nasib rekan kerjanya setelah ledakan di pabrik plastik terjadi. Tapi yang jelas Iskandar merasa sedih.
"Kalau diingat, sangat aneh rekan kerja yang dulu memegang mesin akhirnya memanggul senjata dan ikut perang," ujar Iskandar.
Iskandar merasa beruntung bisa kembali ke Indonesia, setelah terjebak beberapa hari di bunker pabrik dan terancam kelaparan serta kedinginan.***