Mykola mengatakan dia mendengar tembakan dan Dmytro yang berusia 36 tahun jatuh ke tanah dengan Yevhen kemudian ditembak. Mereka berdua tewas.
Namun ketika pasukan Vladimir Putin datang untuk menembaknya, peluru masuk ke pipinya dan keluar di sebelah telinga kanan Mykola.
Para prajurit menendang tubuh tiga bersaudara itu ke dalam lubang, menutupinya dengan tanah dan pergi. Mykola tahu satu-satunya harapan untuk bertahan hidup adalah berpura-pura mati.
"Saya sulit bernapas, karena Dima (Dmytro) berbaring di atas saya, tetapi saya berusaha menahannya menggunakan lengan dan lutut saya," katanya.
“Saya bisa mendorong kakak laki-laki saya ke sisi lubang, dan kemudian saya memanjat keluar. Ini seperti dibangkitkan,” tutur Mykola.
Dia terhuyung-huyung melewati ladang dalam kegelapan ke rumah terdekat, di mana seorang wanita membawanya dan merawatnya semalaman
Mykola kemudian bisa kembali ke saudara perempuannya, yang telah menunggu dengan cemas selama berhari-hari di rumah ayah mereka.
"Saya beruntung ... dan sekarang saya harus terus hidup," ujarnya.