Serangan Roket Rusia ke Kota Chortkiv yang Ditembakkan dari Laut Hitam Menghancurkan Fasilitas Militer Ukraina

- 13 Juni 2022, 10:08 WIB
 Asap mengepul setelah serangan militer di kompleks Pabrik Kimia Azot Sievierodonetsk, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di kota Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina 10 Juni 2022. Gambar diambil 10 Juni 2022.
Asap mengepul setelah serangan militer di kompleks Pabrik Kimia Azot Sievierodonetsk, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di kota Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina 10 Juni 2022. Gambar diambil 10 Juni 2022. /REUTERS/Oleksandr Ratushniak

ZONA PRIANGAN - Pasukan Rusia mengklaim bahwa pihaknya telah berhasil menghancurkan gudang senjata Ukraina yang merupakan pasokan dari AS dan Uni Eropa di wilayah Ternopil Ukraina barat, demikian menurut laporan dari Interfax pada Minggu, 12 Juni 2022.

Hancurnya gudang sejata Ukraina itu dengan menggunakan rudal saat terjadi pertempurang yang berkecamuk di kota timur Sievierodonetsk.

Menurut gubernur wilayah Ternopil, serangan roket ke Kota Chortkiv yang ditembakkan dari Laut Hitam telah menghancurkan sebagian fasilitas militer, melukai 22 orang. Seorang pejabat di wilayah Ternopil mengatakan bahwa tidak ada senjata yang disimpan di sana.

Baca Juga: Pemimpin Separatis Pro-Rusia Tidak Memberikan Ampun terhadap Warga Inggris yang Dijatuhi Hukuman Mati

Kremlin telah beberapa kali melontarkan kecaman terhadap AS dan sekutunya yang telah memasok senjata kepada Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan ancaman pada awal bulan ini bahwa Rusia akan menyerang target baru jika pihak Barat masih ngotot untuk memasok rudal jarak jauh ke Ukraina untuk digunakan dalam sistem roket bergerak presisi tinggi.

Sementara para pemimpin Ukraina kembali meminta kepada pihak Barat dalam beberapa hari terakhir ini untuk mempercepat proses pengiriman sistem persenjataan berat ketika pasukan Rusia menggempur wilayah timur Ukraina dengan artileri.

Sievierodonetsk menjadi pusat pertempuran guna menguasai wilayah industri Donbas di timur, yang terdiri dari provinsi Luhansk dan Donetsk. Beberapa bagian kota telah porak poranda dalam beberapa pertempuran paling sengit sejak Moskow menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Senin 13 Juni 2022: Andin Tak Terkesan dengan Ammar yang Menjebak Ricky, Elsa Semakin Tersiksa

Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan pada Minggu, 12 Juni 2022 bahwa pasukan Ukraina dan Rusia masih terjadi kontak senjata di Sievierodonetsk. Lebih lanjut dia mengatakan pasukan Rusia telah menguasai sebagian besar kota dan pasukan Ukraina tetap dapat mengendalikan kawasan industri dan pabrik kimia, di mana tempat tersebut menjadi tempat berlindung bagi warga sipil.

Setelah dipaksa untuk menghentikan agresinya terhadap Ukraina lewat sanksi Barat, Moskow meresponsnya dengan memperluas kontrol di Dobas, di mana separatis pro-Rusia telah menguasai wilayah tersebut sejak 2014 lalu.

Ukraina mengklaim sekitar 800 warganya bertahan di tempat perlindungan bom di bawah pabrik Azot, termasuk karyawan dan penduduk kota.

Baca Juga: ABC Reborn: Bangun dari Tidur Panjang, APV Bandung Club Siap Mendeklarasikan Kebangkitannya

"Tidak ada yang bisa mengatakan secara pasti soal jumlah korban dalam 24 jam terakhir di Sievierodonetsk, di mana pertempuran sengit terus berlanjut," kata Gaidai via Telegram pada hari Minggu, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters

"Sekarang semua orang ingin mengungsi, tetapi sejauh ini tidak ada kesempatan untuk mengungsi," tambahnya.

Di Lysychansk yang merupakan kota kembar Sievierodonetsk di seberang Sungai Donets, seorang wanita tewas akibat ditembak oleh pasukan Rusia dan empat rumah serta sebuah pusat perbelanjaan hancur, kata Gaidai.

Baca Juga: Tentara Ukraina Terdesak, Pasukan Rusia Menghancurkan Avdiivka, Novopavlivska, dan Zaporizhzhia

Menurut update harian dari staf umum Ukraina, pasukan Rusia menggempur wilayah selatan dan barat daya Sievierodonetsk dengan menggunakan mortir dan altileri yang diarahkan ke sejumlah wilayah pemukiman warga.

Pasukan Ukraina telah membuktikan bahwa mereka lebih tangguh dari perkiraan sebelumnya, tetapi Institut Studi Perang yang berbasis di AS mengatakan bahwa Ukraina menggunakan sisa senjata dan amunisi era Soviet dan mereka membutuhkan dukungan persenjataan dari Barat yang konsiten.

Baca Juga: Brigade Mekanik ke-30 Ukraina Sergap Pasukan Vladimir Putin, Konvoi Kendaraan Amfibi BMP Rusia Diledakkan

Laporan yang dirilis oleh Interfax pada hari Minggu telah terungkap bahwa Rusia telah menggunakan rudal jelajah Kalibr untuk melancarkan serangan terhadap gudang senjata milik Ukraina. Selain itu, pasukan Rusia juga menembak jatuh tiga jet tempur SU-25 Ukraina di dekat Donetsk dan Kharkiv di Ukraina timur.

Pihak berwenang Rusia telah membagikan paspor Rusia di dua kota Ukraina yang telah berhasil mereka kuasai yakni Kherson dan Melitopol, kata kantor berita Rusia. Namun hingga kini belum diketahui jumlah paspor yang telah dibagikan itu.

Putin menyebut invasi itu sebagai operasi militer khusus untuk melucuti senjata dan mendenazifikasi Ukraina. Kyiv dan sekutunya menyebut sebagai perang agresi yang tidak beralasan untuk merebut wilayah.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x