“Seperti yang dapat Anda bayangkan, orang-orang yang dicintainya sangat mengkhawatirkannya,” kata Aderholt dalam sebuah pernyataan yang dikutip Aljazeera.
“Kantor saya telah mengajukan pertanyaan kepada Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan Biro Investigasi Federal untuk mencoba mendapatkan informasi apa pun yang memungkinkan,” ujarnya.
Baca Juga: Tentara Ukraina Mendapatkan Jackpot, Sekali Menyerang Hancurkan Beberapa Objek Militer Rusia
Surat kabar Telegraph, mengutip seorang rekan pejuang yang mengatakan kedua pria itu ditangkap setelah bertemu dengan kelompok Rusia yang lebih besar selama pertempuran 9 Juni di timur laut Kharkiv.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan sedang menyelidiki laporan tersebut dan telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Ukraina, tetapi tidak mengatakan apakah pihaknya memiliki informasi lebih lanjut tentang keberadaan pria tersebut.
Jika dikonfirmasi, keduanya akan menjadi warga AS pertama yang ditangkap di Ukraina.
Baca Juga: Bukan Kanker atau Parkinson, Ternyata Vladimir Putin Penderita Hipokondria dan Penggemar Botox
Kedua pria itu sebelumnya bertugas di militer AS, dengan Drueke melayani dua tur di Irak, yang terakhir sebagai penembak utama di Baghdad dari 2008 hingga 2009, menurut ibunya.
Huynh adalah seorang marinir AS yang meninggalkan dinas pada 2018, kata tunangannya, Joy Black. Dia telah belajar robotika di Calhoun Community College sebelum berangkat ke Ukraina pada bulan April.***