ZONA PRIANGAN - Seperti diduga sebelumnya, pasukan Vladimir Putin mulai melakukan pengeboman dengan target Kota Sloviansk, Donetsk.
Kota Sloviansk menjadi target utama prajurit Kremlin dalam upaya merebut wilayah Donetsk, setelah mereka menguasai Luhansk.
Pihak berwenang di Donetsk melaporkan, rudal Moskow sudah menghancurkan pasar. Laporan awal 2 orang tewas dan 7 terluka.
Baca Juga: Ini Kelemahan Prajurit Vladimir Putin, Terungkap Setelah Mereka Menyerah di Pertempuran Pulau Ular
Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko mengatakan, pasukan Rusia dengan sengaja mengebom pasar untuk menciptakan kepanikan warga sipil.
“Sekali lagi Rusia dengan sengaja menargetkan tempat-tempat di mana warga sipil berkumpul. Ini terorisme murni dan sederhana,” kata Kyrylenko di Telegram.
Polisi mengatakan pasar telah tutup pada hari itu tetapi beberapa toko masih buka ketika dihantam rudal Rusia.
"Bersama dengan polisi kami mendokumentasikan penembakan kota itu," jaksa Oleksandr Bakumenko, kepada kantor berita Reuters.
Walikota Sloviansk Vadym Lyakh mengatakan di Facebook bahwa kota itu telah mendapat serangan berat dan mendesak penduduk untuk tinggal di tempat penampungan.
“Slovansk! Penembakan besar-besaran di kota. Tengah, utara. Semuanya, berlindung," tulis Lyakh di Facebook yang dikutip Aljazeera.
Dia mengatakan penembakan itu merusak 40 rumah pada hari Senin.
Pihak berwenang Ukraina pada beberapa kesempatan mendesak penduduk Sloviansk untuk meninggalkan wilayah itu ketika garis depan mendekati kota itu setelah Rusia merebut Severodonetsk dan Lysychansk di wilayah tetangga Luhansk.
Pemboman Rusia telah menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai 19 lainnya sejak Minggu di kota yang berpenduduk sekitar 100.000 jiwa sebelum perang.
Baca Juga: Kekurangan Tentara untuk Menyerbu Donbass, Rusia Merekrut Para Narapidana Bertempur di Garis Depan
Rusia telah mengamankan kendali hampir penuh atas wilayah tetangga Luhansk. Sloviansk dan pusat administrasi regional Kramatorsk tetap berada di bawah kendali Ukraina dan menjadi sasaran Rusia berikutnya saat berusaha menaklukkan wilayah Donbas timur.***