Network
ZONA PRIANGAN - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menyebut upaya untuk menghentikan program senjata nuklir Korea Utara sebagai "kegagalan kolektif" dari perlindungan global dan memperingatkan bahwa ledakan lain bisa datang "kapan saja."
"Hingga tahun 2006, Korea Utara tidak memiliki senjata nuklir," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam kuliah Selasa di Australian National University di Canberra, seperti dikutip ZonaPriangan dari UPI.com, 6 Juli 2022.
"Sejumlah inisiatif gagal dan sebagai akibatnya, pada tahun 2006 [ada] uji coba senjata nuklir pertama, diikuti oleh lima lagi."
Grossi mengutip Kerangka Kerja Kesepakatan AS-Korea Utara, yang ditandatangani pada tahun 1994, sebagai upaya yang gagal untuk menghentikan Pyongyang mengembangkan senjata nuklir.
Perjanjian itu membekukan operasi di reaktor nuklir Yongbyon Korea Utara dengan imbalan sepasang reaktor air ringan sipil dan manfaat lainnya termasuk bahan bakar minyak dan jaminan keamanan.
Namun, kesepakatan itu gagal pada tahun 2002. Pembicaraan enam pihak berikutnya antara China, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Rusia dan Amerika Serikat juga akhirnya berantakan.
Baca Juga: Hindari Laut jika Terlihat Gelombang Membentuk Kotak-kotak, Ini Penjelasannya
Grossi menyebut upaya itu "kegagalan kolektif besar" dan mengatakan bahwa Korea Utara kini telah mengembangkan "persenjataan nuklir yang cukup besar." Kepala IAEA menambahkan bahwa uji coba nuklir Korea Utara berikutnya "bisa dilakukan kapan saja."
