Dukungan Rusia untuk China mungkin membuat khawatir beberapa pihak di Barat dan AS setelah Presiden Joe Biden baru-baru ini mengubah kebijakan "ambiguitas strategis" negara itu.
Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa memandang reunifikasi dengan Taiwan sebagai bagian penting dari identitas nasional China dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk mendapatkannya kembali.
Media pemerintah China, sementara itu, menyebut kunjungan Pelosi sebagai "salvo perang pembuka."
Mewakili Kongres AS, yang dikenal memiliki dukungan luas untuk Taiwan, Pelosi berkata: "Kami tidak akan meninggalkan komitmen kami kepada Taiwan dan kami bangga dengan persahabatan kami yang langgeng."
Setelah bertemu dengan presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Pelosi menambahkan: "Sangat penting agar pesannya jelas.. [AS] berkomitmen untuk keamanan Taiwan ... tapi ini tentang nilai-nilai demokrasi dan kebebasan kita bersama dan bagaimana Taiwan telah menjadi contoh bagi dunia."
Baca Juga: Militer Taiwan Tembak Sepasang Drone China yang Berupaya Menyerang Pulau Kinmen dan Pulau Matsu
"Apakah ada ketidakamanan presiden China terkait dengan situasi politiknya sendiri, saya tidak tahu," ucap Pelosi yang dikutip Mirror.
Pulau Taiwan, yang menamakan dirinya Republik China (ROC), adalah tempat partai nasionalis melarikan diri setelah PKC mengambil alih pada tahun 1949 setelah perang saudara.
Jauh dari pemerintahan komunis otoriter di daratan, Taiwan sekarang menjadi negara demokrasi yang diperintah sendiri dengan militernya sendiri setelah bertahun-tahun reformasi dan ledakan ekonomi.***