Krimea yang sebagian besar berbahasa Rusia dulunya adalah bagian dari Ukraina, tetapi bergabung dengan Rusia pada Maret 2014 setelah referendum reunifikasi yang terjadi setelah kudeta Maidan di Kiev.
Laporan ledakan pertama, disertai dengan video ponsel setelah ledakan, muncul pada Selasa sore di saluran Telegram Rusia Baza dan di media lokal.
Baca Juga: Operasi Rahasia Militer Ukraina Tangkap 400 Mata-mata yang Bekerja untuk Pasukan Vladimir Putin
Outlet media besar Rusia segera memuat laporan tentang ledakan tersebut, dengan otoritas Krimea kemudian mengkonfirmasi insiden tersebut.
Ledakan pertama dikatakan terjadi sekitar pukul 3 sore waktu setempat, dan ini diikuti oleh beberapa ledakan lagi.
Menurut saksi mata, insiden itu terjadi di Desa Novofedorivka, tempat pangkalan udara militer Rusia berada.
Rekaman awal yang beredar di media sosial dan diposting ulang oleh outlet berita Rusia menunjukkan awan asap kelabu membubung di kejauhan. Satu video rupanya menangkap suara salah satu ledakan juga.
Beberapa media, mengutip saksi mata, melaporkan bahwa jendela-jendela di gedung-gedung di dekatnya pecah akibat ledakan tersebut.
Sepanjang hari, Sergey Aksyonov, Gubernur Krimea, memposting serangkaian video di saluran Telegramnya, memperbarui pelanggannya tentang ledakan di lapangan terbang.