Perang di Ukraina Mengakibatkan 40 Juta Jiwa Kelaparan, Afrika Paling Terdampak

- 10 Agustus 2022, 09:00 WIB
Para wanita mengantre untuk pembagian bantuan pangan yang disampaikan oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dan program pangan dunia di desa Makunzi Wali, Republik Afrika Tengah, 27 April 2017.
Para wanita mengantre untuk pembagian bantuan pangan yang disampaikan oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dan program pangan dunia di desa Makunzi Wali, Republik Afrika Tengah, 27 April 2017. /REUTERS/Baz Ratner/File Photo

ZONA PRIANGAN - Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada Jumat mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan 40 juta jiwa menjadi rawan pangan dan wilayah Afrika sub-Sahara menjadi daerah yang paling terdampak.

Amerika Serikat telah mengamankan $4,5 miliar atau sekitar Rp66,9 triliun untuk ketahanan pangan di KTT G7, di mana AS telah menyumbang $2,76 miliar atau sekitar Rp41 triliun.

Ada juga rencana bagi AS untuk menyumbangkan $150 juta atau sekitar Rp2,2 triliun dalam bantuan pembangunan kemanusiaan baru ke Afrika sambil menunggu persetujuan kongres, tambahnya.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Rabu 10 Agustus 2022: Andin Dilecehkan Ricky, Rendy Murka dan Sienna Berbalik Membenci Elsa

Pemerintah Afrika sebagian besar menghindari untuk memihak dalam konflik Eropa, dan telah menolak untuk bergabung dengan kecaman dan sanksi Barat.

"Orang Afrika tidak ingin ditekan untuk memihak dalam pengulangan Perang Dingin, tetapi perlu mengetahui fakta," kata Thomas-Greenfield, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

"Sementara energi, perubahan iklim, pandemi dan konflik adalah akar penyebab masalah pasokan pangan global, paling berbahaya adalah kelaparan yang digunakan secara sengaja sebagai senjata perang, katanya.

Baca Juga: Hadiahkan Al Fatihah untuk Diri Sendiri, Ini Cara Mengamalkannya dan Rasakan Manfaat serta Keutamaannya

"Rusia telah secara sistematis merebut beberapa lahan pertanian paling produktif di Ukraina, merusak ladang dengan ranjau dan bom," kata Thomas-Greenfield.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x