"Terlepas dari bagaimana perasaan Anda tentang Rusia, kita semua memiliki kepentingan bersama yang kuat dalam mengurangi dampak perang di Ukraina terhadap ketahanan pangan," tambahnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menggunakan bahasa yang sama pada pekan lalu ketika dia menggambarkan krisis pangan global sebagai salah satu "senjata perang" Rusia selama kunjungannya ke Kamerun.
Moskow menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan dan menyalahkan sanksi Barat karena memperlambat ekspor makanan dan pupuknya.
Thomas-Greenfield pada hari Jumat membantah klaim itu, sebaliknya menunjukkan bahwa Rusia sengaja mengambil langkah-langkah untuk mengganggu rantai pasokan makanan global sambil menyalahkan Barat.
"Kami tidak melihat indikasi bahwa Rusia akan menerima solusi diplomatik untuk perang di Ukraina," pungkasnya.***