Tujuh Pengkhianat di Luhansk, Kherson dan Berdyansk Terbunuh, Separatis LPR Tuduh Ukraina Negara Teroris

- 18 September 2022, 21:04 WIB
Serangan rudal Ukraina menghancurkan gedung yang diduduki Rusi di Kherson.*
Serangan rudal Ukraina menghancurkan gedung yang diduduki Rusi di Kherson.* /RIA News Agency/

ZONA PRIANGAN - Ukraina terus melakukan perburuan dan pembunuhan terhadap pengkhianat dan mata-mata yang bekerja untuk Rusia.

Laporan terbaru, partisan Ukraina telah melakukan sejumlah serangan yang menewaskan tujuh kolaborator yang pro-Kremlin.

Serangan terjadi di beberapa wilayah di Kota Luhansk, Kherson dan Berdyansk di Provinsi Zaporizhzhia.

Baca Juga: Mengejutkan, Kremlin Mengakui Kekalahan di Kharkiv, Ada Kemungkinan Menteri Pertahanan Jadi Kambing Hitam

Tewasnya para kolaborator itu menjadi tamparan bagi Vladimir Putin yang terus bertekad melakukan kampanye invasi ke Ukraina.

Separatis pro-Rusia menyalahkan Kiev atas serentetan pembunuhan dan mengatakan Ukraina melancarkan kampanye terorisme dan "kejahatan berdarah".

Ukraina sebelumnya mengatakan akan menargetkan kolaborator yang bekerja untuk atau dengan administrasi yang dipasang Rusia di wilayah pendudukan.

Baca Juga: Rusia Ancam Akan Balas Dendam, Kirim Ratusan Peti Mati Terbungkus Bendera Amerika Serikat ke Washington

Di kota Luhansk, sebuah bom meledak di gedung Kantor Kejaksaan Agung.

Ledakan itu menewaskan Jaksa Agung yang disebut Republik Rakyat Luhansk (LPR), Sergei Gorenko.

Wakilnya Ekaterina Steglenko juga tewas dalam ledakan itu, yang setelahnya terekam dalam video.

Baca Juga: Vladimir Putin Ancam Hancurkan Semua Infrastruktur di Ukraina untuk Membungkam Militer Kiev

Salah satu klip yang diposting oleh blogger Rusia "Informer Militer" menggambarkan adegan kekacauan dan kepanikan.

Orang-orang berpakaian sipil dan militer terlihat melarikan diri dari gedung, karena asap dari ledakan mengepul dari kantor.

Gambar dari outlet media Rusia Izvestia juga menunjukkan petugas pemadam kebakaran di gedung tersebut.

Baca Juga: Tentara Ukraina Lanjutkan Pengusiran Prajurit Vladimir Putin di Donetsk, Butuh Pasokan Senjata NATO

Kematian kedua pejabat itu dikonfirmasi oleh administrator LPR yang ditunjuk Rusia Leonid Pasechnik di saluran Telegram-nya.

Dia menuding Kiev dan menyebut Ukraina sebagai "negara teroris".

Namun, Mykhailo Podolyak, seorang penasihat senior Presiden Volodymyr Zelensky, mengatakan kematian itu adalah pekerjaan kejahatan terorganisir atau pembersihan saksi oleh Rusia atas "kejahatan perang" di daerah tersebut.

Dua lagi pejabat Rusia tewas di Berdyansk pada hari yang sama. Oleg Boyko, Wakil Kepala administrasi, dan istrinya Lyudmilla tewas di dekat garasi mereka semalam.

Baca Juga: Warga Izyum dan Kharkiv Tidak Senang Kehadiran Tentara Ukraina, Mereka Sedih Pasukan Valdimir Putin Mundur

Nyonya Boyko memimpin komisi yang mempersiapkan referendum tentang bergabungnya Provinsi Zaporizhzhia dengan Rusia.

Kematian itu dikonfirmasi oleh pejabat kota dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram.

Mereka menulis: "Rezim Kiev melanjutkan kejahatan berdarahnya di wilayah yang dibebaskan."

Baca Juga: Fortuner, Avanza, Honda Civic, Expander, Xenia, dan Ertiga Terlibat Tabrakan Beruntun di Jalan Tol 253 Brebes

"Hari ini, 16 September, pembunuhan ganda dilakukan di distrik mikro Colonia di Berdyansk."

"Oleg Boyko, wakil kepala administrasi sipil-militer Berdyansk untuk perumahan dan layanan komunal dan istrinya, Lyudmilla Boyko, tewas di dekat garasi mereka."

Serangan ketiga yang dilakukan oleh serangan rudal menargetkan markas pemerintah daerah di Kherson. Tiga orang tewas dan tiga belas lainnya terluka, menurut kantor berita Rusia RIA.

Baca Juga: Vladimir Putin Janji Kalahkan Ukraina dengan Cepat Setelah Disindir Narendra Modi Sekarang Bukan Eranya Perang

Serhiy Khlan, seorang ajudan kepala Ukraina yang digulingkan dari wilayah Kherson, menyampaikan berita serangan itu dalam sebuah posting di halaman Facebook-nya.

Dia menulis: "Di Kherson, sebuah rudal terbang ke halaman sebuah bangunan di mana apa yang disebut penjajah 'pemerintah' dan administrasi pengkhianat militer-sipil bertemu."

"Setiap pukulan seperti itu membawa sejarah kita lebih dekat," tuturnya yang dikutip Express.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x