Pejabat senior pemerintah NK Muchhar mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 134. Pejabat lain mengatakan di lokasi bahwa air sungai yang berlumpur menghambat proses evakuasi dan mungkin masih ada korban yang terperangkap di bawah reruntuhan jembatan yang hancur.
Polisi mendaftarkan kasus pidana terhadap orang yang tidak disebutkan namanya yang bertanggung jawab atas renovasi, pemeliharaan, dan pengelolaan jembatan. Pemerintah telah membentuk tim beranggotakan lima orang untuk menyelidiki bencana tersebut.
Baca Juga: Kasino MGM Cotai Macau 'Dilockdown' Setelah Staf dan Tamu Dinyatakan Positif Covid-19
Grup Oreva, pembuat peralatan listrik yang berbasis di Gujarat, yang dikenal dengan jam Ajanta-nya, telah bertanggung jawab atas pemeliharaan jembatan selama 15 tahun, kata Sandeepsinh Zala, kepala pejabat kota Morbi.
"Mereka tidak memberi kami informasi apa pun bahwa mereka akan membuka kembali jembatan itu," kata Zala.
"Kami belum mengeluarkan sertifikat kelayakan apa pun kepada mereka," tambahnya.
Jayrajsinh Jadeja, seorang anggota parlemen lokal dari Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, menyalahkan Oreva karena menjual tiket tanpa batasan dan mengatakan padatnya pengunjung menyebabkan jembatan itu runtuh.
Jembatan itu sebelumnya dikelola oleh pemerintah kota setempat, yang membatasi jumlah orang di jembatan pada satu waktu menjadi 20 orang, katanya.
Surat kabar Indian Express mengutip juru bicara Oreva yang mengatakan: "Sementara kami menunggu informasi lebih lanjut, prima facie, jembatan itu runtuh karena terlalu banyak orang di bagian tengah jembatan yang mencoba bergoyang dari satu arah ke arah lainnya".