Network
ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin menanam 2.000 ranjau sebelum melakukan manuver mundur dari Kherson.
Tentara Ukraina juga menemukan tripwires dan peluru yang belum meledak yang ditinggalkan oleh prajurit Rusia.
Bahkan sebelum melarikan diri, prajurit Moskow sempat menghancurkan beberapa infrastruktur vital di Kherson untuk membuat warga menderita.
Baca Juga: Kherson Tetap Bergolak, Rusia dan Ukraina Saling Tembak, 56 Prajurit Moskow Ditawan 14 Lainnya Tewas
Kehidupan warga Kherson kini terancam karena kesulitan mendapatkan pasokan listrik dan air bersih.
Walikota Kherson, Roman Holovnia di televisi mengatakan, warga juga kesulitan untuk mendapatkan roti dan obat-obatan.
“Kota ini mengalami kekurangan yang kritis, terutama air. Saat ini tidak ada cukup obat-obatan, tidak cukup roti karena tidak dapat dipanggang: tidak ada listrik,” ujar Roman Holovnia.
Baca Juga: Ajaib, Tentara Rusia Ini Tidak Tewas walau Tertembak dan Peluru Bersarang di Bawah Jantungnya
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tentara Rusia menghancurkan infrastruktur saat mereka mundur dari Kota Kherson.
Dalam sebuah pidato video, dia berkata: "Sebelum melarikan diri dari Kherson, penjajah menghancurkan semua infrastruktur penting: komunikasi, air, panas, listrik."
Volodymyr Zelensky berjanji untuk "memulihkan segalanya" di Kherson setelah tingkat kerusakan yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia yang melarikan diri terungkap.
Baca Juga: Tentara Ukraina Bantai 30 Prajurit Kremlin yang Tertinggal di Kherson, Dua Helikopter Rusia Meledak
"[Rusia] di mana pun memiliki tujuan yang sama: mempermalukan orang sebanyak mungkin. Tapi kami akan memulihkan segalanya, percayalah," ucap Zelensky.
Ada laporan tentang kekurangan air, obat-obatan dan makanan di kota dan pasukan Ukraina berurusan dengan ranjau dan perangkap lain yang ditinggalkan oleh pasukan Kremlin.
Keberhasilan Ukraina dalam merebut kembali lebih dari 60 permukiman, termasuk Kota Kherson, di tepi barat Sungai Dnipro sebagian karena pasukan Ukraina menangkis "tekanan mengerikan" dari pasukan Rusia di Donetsk, menurut Zelensky.***
