Paxlovid, Obat Andalan COVID-19 di China, Sulit Didapatkan: Apa yang Terjadi?

- 17 Januari 2023, 13:11 WIB
Seorang apoteker bekerja di klinik swasta di Hong Kong, China 12 Januari 2023.
Seorang apoteker bekerja di klinik swasta di Hong Kong, China 12 Januari 2023. /REUTERS/Tyrone Siu/Files

Namun China tidak menyediakan data tentang berapa banyak dosis yang disediakan dan di mana itu bisa dibeli, memaksa sebagian besar pasien untuk mengandalkan laporan media, lisan atau bahkan impor melalui saluran yang tidak sah dari pasar gelap.

Baca Juga: Rusia Rencanakan Serangan Besar-besaran pada Musim Semi, Jumlah Wajib Militer Akan Diperbanyak

Mereka yang berhasil menemukan pemasok seringkali akhirnya membayar harga yang sangat tinggi, karena permintaan naik saat gelombang besar infeksi COVID-19 di China.

Media resmi Guangzhou Daily melaporkan bahwa pasien di rumah sakit United Family Healthcare di Guangdong membayar 6.000 yuan atau sekitar Rp13,4 juta untuk pemeriksaan kesehatan sebelum diizinkan untuk mendapatkan Paxlovid yang dihargai 2.300 yuan atau sekitar Rp5,1 juta di rumah sakit tersebut.

Perusahaan data kesehatan Airfinity memperkirakan pada Desember bahwa China akan membutuhkan 49 juta dosis obat anti-virus COVID-19 dalam lima bulan ke depan, dengan lebih dari 22 juta yang dibutuhkan pada Januari saja.

Baca Juga: Tentara Rusia yang Berbasis di Belarus Memilih Kabur Sambil Bawa Senjata, Hindari Perang di Ukraina

Obat Pfizer juga bisa dibeli dengan resep seharga 2.170 yuan atau sekitar Rp4,8 juta melalui platform online, tetapi biasanya habis dalam hitungan detik. 

Beberapa orang lainnya mengatakan kepada Reuters bagaimana mereka berburu Paxlovid hingga ke pasar gelap. Beberapa mencari untuk merawat kerabat yang sakit, sementara yang lain ingin menyimpannya sebagai stok di rumah.

Chen Jun, seorang warga Provinsi Hainan di China Selatan, mengatakan dia membeli Paxlovid melalui pasar gelap seharga 15.000 yuan atau sekitar Rp33,5 juta untuk menyimpan sebagai stok di rumah untuk keluarganya jika mereka terkena COVID-19.

Baca Juga: Vladimir Putin Menghina Yevgeny Prigozhin, Abaikan Peran Grup Wagner dalam Pertempuran di Soledar

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x