ZONA PRIANGAN - Rusia, yang diduga melakukan kejahatan perang, mengambil alih kepemimpinan Dewan Keamanan PBB pada Sabtu dan menimbulkan kemarahan di Ukraina.
Presiden Volodymyr Zelenskiy menyebut langkah ini sebagai tindakan yang tidak masuk akal dan merusak.
Rusia terakhir kali memegang kursi kepresidenan bergilir pada Februari 2022 ketika Moskow melancarkan invasi ke Ukraina.
Zelenskiy menegaskan bahwa kepresidenan Rusia adalah tindakan yang tidak masuk akal terutama setelah Rusia menembak mati seorang bayi lima bulan pada hari Jumat.
"Sayangnya, kami ... memiliki beberapa berita yang jelas-jelas tidak masuk akal dan merusak," kata Zelenskiy dalam pidato video hariannya, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
"Dan pada saat yang sama, Rusia memimpin Dewan Keamanan PBB. Sulit untuk membayangkan apa pun yang lebih membuktikan kebangkrutan total dari lembaga-lembaga seperti itu," tambahnya.
Baca Juga: Bucha Menjadi Tempat Persinggahan bagi Para Pengunjung Internasional Saat Berkunjung ke Ukraina
Kepresidenan bergilir ini dibagi secara abjad antara 15 anggota, dan Kremlin berjanji untuk menggunakan semua haknya dalam peran tersebut.