Mobilitas Luar Biasa Kelelawar Besar, Menyulitkan Upaya Konservasi

- 22 Agustus 2020, 21:52 WIB
Rubah terbang atau kelelawar terbesar menggunakan lusinan pohon tempat bergantung di berbagai lokasi di Australia.*/WIKIMEDIA COMMONS
Rubah terbang atau kelelawar terbesar menggunakan lusinan pohon tempat bergantung di berbagai lokasi di Australia.*/WIKIMEDIA COMMONS /

ZONA PRIANGAN – Rubah terbang, atau kelelawar buah, merupakan kelelawar terbesar di dunia, namun penelitian terbaru di Australia membuktikan mamalia terbang ini tidak selambat yang diperkirakan mengingat tubuhnya yang besar.

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan baru-baru ini di jurnal BMC Biology, mobilitas luar biasa dari rubah terbang ini membuat manajemen dan upaya konservasi menjadi sulit.

Kelelawar buah bergerak secara konstan di antara kumpulan tempat bergantung di pohon, para pakar ekologi mengklaim pergerakan ini membantu rubah terbang menyebarkan benih-benih dan serbuk sari ke seluruh ekosistem hutan Australia.

Baca Juga: Malam Ini Trans TV Sabtu 22 Agustus 2020 Ada Keluarga Bosque & Bioskop Spesial Terminator Salvation

Namun pergerakan yang berubah-ubah ini juga memungkinkan tersebarnya penyakit dan meningkatnya konflik dengan manusia.

Untuk memahami tantangan yang diberikan rubah terbang yang tidak bisa diam ini, para peneliti menggunakan teknologi penjejakkan satelit untuk memonitor pergerakan beberapa lusin spesimen, yang terdiri atas tiga spesies berbeda – kepala abu, hitam, dan merah kecil.

Hasil analisis memperlihatkan bahwa lebih dari 200 kelelawar yang diikuti menggunakan total 755 tempat bergantung, lebih dari setengah tidak diketahui oleh para manajer margasatwa, ketiga spesies ini mengunjungi satu tempat bergelantungan di dalam Kebun Raya Teluk Hervey di Queensland.

Baca Juga: Persib tak Ikuti Persija dan Arema FC Dalam Rekrut Pemain Muda

"Penemuan kami menunjukkan bahwa tempat bergantungan kelelawar besar ini lebih cocok dilihat sebagai bagian dari jaringan ‘pos pentas’ yang memberikan perlindungan sementara pada individu yang pergerakkannya ekstrem yang mengembara secara berpindah-pindah ke seluruh Australia bagian timur,” kata pemimpin studi Justin Welbergen seperti dikutip laman UPI.com, baru-baru ini.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x