Penyelamatan Terowongan Terendam: Kisah Menegangkan dan Upaya Heroik di Cheongju

- 17 Juli 2023, 16:32 WIB
Seo Jeong-il, kepala pemadam kebakaran di Cheongju bagian barat, mengatakan dalam sebuah briefing pada hari Senin bahwa meskipun upaya pencarian terus dilakukan, tidak ada tanda-tanda korban lainnya di kendaraan yang tersisa di dalam terowongan.
Seo Jeong-il, kepala pemadam kebakaran di Cheongju bagian barat, mengatakan dalam sebuah briefing pada hari Senin bahwa meskipun upaya pencarian terus dilakukan, tidak ada tanda-tanda korban lainnya di kendaraan yang tersisa di dalam terowongan. /REUTERS/Kim Hong-ji

ZONA PRIANGAN - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyalahkan otoritas atas kegagalan dalam mengikuti aturan respons bencana saat jumlah korban tewas akibat hujan deras selama beberapa hari bertambah menjadi 40 orang, termasuk dua belas orang yang ditemukan tewas di bawah jalan bebas hambatan yang tergenang air.

Banjir bandang telah melanda wilayah tengah dan selatan sejak Kamis ketika musim hujan yang dimulai pada akhir Juni mencapai puncaknya.

Kementerian dalam negeri juga melaporkan sembilan orang hilang dan 34 orang terluka di seluruh negara.

Baca Juga: Rekor Panas Mengejutkan! Italia, Spanyol, dan Yunani Dilanda Gelombang Panas Ekstrem

Dua belas kematian, termasuk tiga mayat yang ditemukan semalam, terjadi di sebuah terowongan di Cheongju, 110 km sebelah selatan Seoul, di mana 16 kendaraan, termasuk sebuah bus, terendam banjir bandang pada hari Sabtu setelah tanggul sungai roboh.

Kejadian ini memunculkan pertanyaan tentang upaya Korea Selatan dalam mencegah dan merespons kerusakan banjir.

Beberapa pengemudi yang sering menggunakan jalan tersebut menyalahkan pemerintah karena gagal melarang akses ke bawah jalan bebas hambatan meskipun banjir sudah diprediksi secara luas.

Baca Juga: Pernyataan Kim Yo Jong: Perjanjian AS-Korea Selatan Picu Pengembangan Senjata Nuklir

Yoon, yang baru kembali dari perjalanan luar negeri, pada hari Senin mengadakan pertemuan tanggap bencana dan mengakui bahwa situasinya menjadi lebih buruk karena manajemen yang buruk terhadap daerah-daerah rentan.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x