Presiden Wanita di Eropa Mengundurkan Diri di Tengah Kegemparan atas Pengampunan Kasus Pelecehan Seksual

- 11 Februari 2024, 21:09 WIB
Presiden Hungaria Katalin Novak mengundurkan diri pada hari Sabtu di tengah kontroversi atas pengampunan yang diberikannya tahun lalu menjelang kunjungan Paus Fransiskus.*
Presiden Hungaria Katalin Novak mengundurkan diri pada hari Sabtu di tengah kontroversi atas pengampunan yang diberikannya tahun lalu menjelang kunjungan Paus Fransiskus.* /John Angelillo/UPI/File Photo

ZONA PRIANGAN - Presiden Hongaria Katalin Novak mengundurkan diri pada Sabtu, 10 Februari menyusul reaksi keras atas keputusannya tahun lalu yang mengampuni mantan kepala penampungan anak-anak yang mengizinkan pelaku pelecehan seksual terhadap anak untuk memangsa para penghuni yang masih muda.

Novak tiba-tiba mengakhiri perjalanannya ke Qatar pada hari Sabtu dan terbang kembali ke Budapest di tengah protes yang memanas di ibukota negara, di mana ia meminta maaf dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi dan bersumpah untuk mengundurkan diri sebagai kepala negara.

"Saya mengeluarkan pengampunan yang menyebabkan kebingungan dan keresahan bagi banyak orang. Saya telah membuat kesalahan," kata Novak.

Baca Juga: Siapakah Jack Sweeney, Penguntit dan Pelacak Jet yang Membuat Marah Taylor Swift dan Elon Musk

Keputusan Novak untuk memberikan pengampunan kepada sekitar 20 orang pada saat itu dipandang sebagai niat baik menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Hungaria pada April 2023.

Namun, baru-baru ini diketahui bahwa Novak telah memberikan pengampunan kepada wakil direktur sebuah panti asuhan yang dihukum karena menyembunyikan perilaku predator anak.

"Pada bulan April tahun lalu, saya memutuskan untuk memberikan grasi dengan keyakinan bahwa narapidana tersebut tidak menyalahgunakan kerentanan anak-anak yang dipercayakan kepadanya," katanya dalam pidatonya.

Baca Juga: Ini Update Harga Mobil Baru Toyota di Auto2000 Februari 2024, Persiapan Hadiah Imlek dan Silaturahmi Ramadan

"Saya salah, karena keputusan grasi dan kurangnya pembenaran cocok untuk menimbulkan keraguan tentang tidak adanya toleransi terhadap pedofilia."

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x