Teman-teman Mendekat saat Kita Punya Rezeki, Ini Sudah Buruk Sangka

16 Maret 2021, 06:06 WIB
Ilustrasi memberi atau menolong harus dibarengi pikiran positif.* /Dok. Amar Bank/

ZONA PRIANGAN - Buruk sangka tanpa kita sadari sering menyelimuti hati. Sering terjadi menanggapi sesuatu dengan pikiran negatif.

Contoh paling gampang buruk sangka yang terucap, "banyak teman yang mendekat saat kita makmur, dan mereka pergi saat kita sengsara".

Walaupun faktanya seperti itu, namun hal tersebut bisa dikategorikan sudah berbuat buruk sangka terhadap teman-teman.

Baca Juga: Usia 45 Tahun ke Atas saat Berada di Kamar Mandi Pintunya Jangan Dikunci, Ini Penjelasannya

Baca Juga: Hindari Kematian, saat Mandi Jangan Asal Siram, Begini Cara yang Benar dan Sehat

Selain itu, dengan mengucap "banyak teman yang mendekat saat kita makmur, dan mereka pergi saat kita sengsara", ada kesan menyesal telah memberi bantuan kepada teman-teman.

Perasaan menyesal itu bisa diartikan buruk sangka, yang akhirnya menggugurkan niat ibadah kita.

Perilaku baik dari seorang tokoh Quraisy, Thalhah ibn 'Abdurrahman ibn 'Auf mungkin patut kita tiru.

Baca Juga: Hati-hati bagi Istri yang Suka Ngomel, Ternyata Bisa Menimbulkan Nasib Sial, Ini Penjelasannya

Baca Juga: Perusahaan Unik, Absensi Karyawan Berupa Salat Dhuha, Hafal Alquran 1 Juz Dapat Hadiah Umrah

Thalhah ibn 'Abdurrahman ibn 'Auf dikenal sebagai orang paling dermawan. Banyak saudara-saudaranya yang datang untuk minta tolong.

Tanpa merasa terbebani, Thalhah ibn 'Abdurrahman ibn 'Auf selalu memberi apa yang diminta saudara-saudaranya.

Namun hal itu mengundang kecemburuan istrinya, dan sempat menyampaikan unek-uneknya terhadap Thalhah ibn 'Abdurrahman ibn 'Auf.

Baca Juga: Kematian Membuat Orang Seperti Mengalami Mimpi, Lantas Beteriak-teriak Minta Tolong

Baca Juga: Ada Tujuh Perkara yang Bisa Menerangi Kegelapan Alam Kubur, Umat Muslim Perlu Tahu

"Saudara-saudaramu datang hanya saat engkau memiliki rezeki saja. Sementara mereka meninggalkan engkau kala engkau tak berpunya," ucap istinya.

Namun, Thalhah ibn 'Abdurrahman ibn 'Auf memang ikhlas membantu, jadi dia tidak buruk sangka terhadap saudara-saudaranya.

Thalhah ibn 'Abdurrahman ibn 'Auf pun tidak berbuat buruk sangka terhadap istrinya.

Baca Juga: Saat Ziarah Kubur, Jangan Sampai Duduk di Atas Makam, Ini Akibat yang Bakal Ditanggung

Baca Juga: Diledek Baru ke Masjid setelah Pensiun, Tidak Perlu Berkecil Hati, Selama Berniat Taubat

Maka Thalhah ibn 'Abdurrahman ibn 'Auf berucap:

"Demi Allah, ini mereka lakukan justru karena kemuliaan mereka. Mereka mendatangi kita justru pada saat kita mampu untuk memuliakan mereka dengan apa yang kita miliki. Mereka pun tak mendatangi kita saat kita tak mampu menunaikan hak mereka."

Thalhah telah mengajarkan betapa berkualitasnya persangkaan baik.

Baca Juga: Mengutamakan Kantor Terus, Pensiun Tidak Dapat Pesangon, Giliran Wafat Minta Disalatkan di Masjid

Baca Juga: Pekerjaan Nomor Satu, Shalat Nomor Dua, Ini Kebiasaan yang Bisa Mendatangkan Dosa Besar

Thalhah mampu memilih kalimat yang pas untuk mengajarkan istrinya tanpa harus menikam saudara-saudaranya.

Thalhah pun tanpa membuat bidadarinya itu tersinggung. Betapa bersih hatinya hingga mampu menepis buruk sangka.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler