Saat hidup di dunia pun, penghafal Alquran sudah mendapatkan pahala. Dia didahulukan untuk menjadi imam ketika salat berjamaan.
Dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Yang paling berhak jadi imam adalah yang paling banyak hafalan Alquran-nya."
Baca Juga: Benar Loh Ada Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ini Daftar Namanya
"Jika dalam hafalan Alquran mereka sama, maka didahulukan yang paling paham dengan sunna dan seseorang tidak boleh menjadi imam di wilayah orang lain. (HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan yang lainnya).
Ketika meninggal, penghafal Alquran akan didahulukan. Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma bercerita, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan dua jenazah uhud dalam satu kain kafan.
Setiap hendak memakamkan, beliau tanya, “Siapa yang paling banyak hafalan qurannya?”
Baca Juga: Saldo Rp 1 Juta Habis, Peserta Kartu Prakerja Masih Bisa Dapat Beasiswa Rp 600 Ribu, Begini Caranya
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memposisikan yang paling banyak hafalannya di posisi paling dekat dengan lahat. Lalu beliau bersabda, Saya akan menjadi saksi bagi mereka kelak di hari kiamat. (HR. Bukhari 1343 & Turmudzi 1053).
Hal istimewa lain bagi penghafal Alquran, akan diutamakan jadi pemimpin jika dia mampu memegang amanah.***