Inilah Keutamaan Puasa Sunat 6 Hari di Bulan Syawal Menurut Ustaz Adi Hidayat

- 8 Mei 2022, 13:00 WIB
Inilah keutamaan puasa sunat 6 hari di Bulan Syawal menurut  Ustaz Adi Hidayat.
Inilah keutamaan puasa sunat 6 hari di Bulan Syawal menurut Ustaz Adi Hidayat. /YouTube /Adi Hidayat Official

ZONA PRIANGAN - Kita semua telah menyempurnakan rangkaian ibadah selama bulan Ramadhan tahun 1443 Hijriah, bahkan telah menunaikan pula shalat Idul Fitri dan berbahagia di hari raya yang tentunya menyimpan memori, baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang.

Ada satu yang istimewa, yang masuk dalam satu rangkaian bulan Syawal, di mana pada hari pertama menunaikan shalat Idul Fitri, bercengkrama dengan keluarga, membangun silaturahim dengan erat maka sejak hari keduanya sampai dengan akhir bulannya ada amalan yang sangat istimewa, yang ada di bulan Syawal dan informasinya langsung diberitakan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Baca Juga: Roket Balistik RS-24 Yars Termonuklir Dapat Menghancurkan London dan New York dalam Belasan Menit

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa dasar hukum dari amalan puasa sunat enam hari di bulan Syawal yakni dari informasi disampaikan oleh Al-Imam Muslim mengambil sanad riwayat yang tersambung pada sahabat mulia Abu Ayyub al-Anshari, beliau menyampaikan satu kali Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Siapa yang telah berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa setahun. [HR. Muslim no.1164].

Lebih lanjut ustadz Adi Hidayat mengungkapkan bahwa ada tiga hal penting yang dapat diulas dari keterangan hadits ini.

Baca Juga: Bendera Putih Digunakan Kedua Kelompok untuk Mengevakuasi Wanita, Anak-Anak dan Orang Tua dari Pabrik Azovstal

Pertama, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam memberikan apresiasi yang tinggi kepada setiap umatnya yang telah menyempurnakan puasa Ramadhan dengan memberikan satu tambahan enam hari puasa lagi yang dengan enam hari ini nilai keseluruhannya menjadi puasa yang setara dengan satu tahun penuh.

Ini rumusnya dapat kita lihat di Q.S ke-6 Al-An'am di ayat ke-160.

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا

"Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya".

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat: Ini Rahasia yang Sangat Istimewa Terkait Keutamaan Orang yang Berpuasa

Jadi, jika ada yang menunaikan puasa Ramadhan dengan sempurna selama sebulan, maka dikalikan sepuluh, singkatnya senilai dengan sepuluh bulan. Bila satu bulan 30 hari dikali 10 sama dengan 300. Dan 6 hari dikalikan 10 sama dengan 60, 300 ditambah 60 maka menjadi 360 hari. Inilah akumulasi kurang lebih selama satu tahun.

Maka nilai fantastis ini diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai hadiah umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam melalui kemuliaan rasulnya.

Kedua, teknis menunaikan puasa enam hari di Bulan Syawal bisa dilakukan secara berurutan dan bisa juga berselang (ada jeda). Yang terpenting ada bentangan waktu selama sebulan.

Baca Juga: Hadiahkan Al Fatihah untuk Diri Sendiri, Ini Cara Mengamalkannya dan Rasakan Manfaat serta Keutamaannya

Ketiga, persoalan fiqih yang tidak kalah penting bagi yang memiliki hutang qadha. Biasanya kasus ini melekat pada muslimah yang datang haid-nya dalam masa Ramadhan. Maka prioritas utama yang harus dilakukan yakni dengan melakukan qadha, setelah selesai qadha, kemudian melaksanakan puasa sunat enam hari di Bulan Syawal.

Namun, bila selesai melakukan qadha dan tidak mendapati lagi waktu untuk melaksanan puasa sunat 6 hari di Bulan Syawal, maka hal yang harus kita lakukan adalah dengan menanamkan keinginan kuat untuk melakukannya. Dengan keinginan kuat itu, boleh jadi Allah berkenan memberikan pahala lebih dulu dengan niat yang ada, sekalipun belum mendapat kesempatan untuk mengerjakannya.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Youtube Adi Hidayat Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x