Ia mengabdikan seluruh hidup dan keterampilannya kepada keluarga kerajaan Ottoman, khususnya Sultan Sulaeman I sebagai petugas konstruksi.
Setelah Ottoman mengambil alih Konstantinopel, gereja besarnya diubah menjadi sebuah mesjid Hagia Sophia.
Sinan kemudian memperkuat strukturnya untuk meyakinkan kubahnya berdiri kokoh.
Kubah besar Hagia Sophia pernah runtuh setelah konstruksi pertamanya dan memerlukan beberapa renovasi lagi karena runtuh beberapa bagian dalam periode pra-Ottoman dan setelahnya.
"Kami tidak melihat perbaikan dalam jangka waktu lama pada bangunan ini. Alasan utamanya adalah arsitek Sinan,” kata Yasin Karabacak, peneliti Hagia Sophia, seperti dilansir Indiatimes.com.
Sinan telah membuat lebih dari 300 struktur dalam 40 tahun karier panjangnya. Beberapa dari arsitektur mengagumkan yang diketahui adalah Masjid Sulaeman I, Masjid Sehzade, dan Masjid Selum di Edrine.
Sinan menggunakan adukan khusus yang dikenal sebagai adukan Horasan, yang terdiri atas campuran kapur, tanah liat, pasir, telur burung unta dan bawang.
Setelah meletakkan fondasinya, ia akan meninggalkannya paling tidak satu tahun agar Bumi bisa beradaptasi dengan struktur di atasnya.