Roy Hodgson Mundur sebagai Manajer Crystal Palace di Akhir Musim

- 20 Mei 2021, 06:10 WIB
 Roy Hodgson mundur sebagai manajer Crystal Palace di akhir musim.
Roy Hodgson mundur sebagai manajer Crystal Palace di akhir musim. / NDTV.COM

ZONA PRIANGAN - Roy Hodgson akan mundur sebagai manajer Crystal Palace pada akhir musim, klub mengumumkan pada Selasa, 18 Mei 2021. Pelatih berusia 73 tahun itu akan menutup tirai masa empat tahunnya di klub masa kecilnya melawan salah satu mantan timnya, Liverpool, pada Minggu.

Kontrak mantan manajer Inggris itu akan berakhir pada penutupan musim, setelah ia sukses mempertahankan status Liga Premier Palace.

"Setelah lebih dari 45 tahun melatih, saya telah memutuskan bahwa waktu yang tepat bagi saya untuk menjauh dari kerasnya sepak bola Liga Premier," kata Hodgson dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV Rabu 19 Mei 2021.

Baca Juga: Eric Cantona Tidak Terkejut ketika Dirinya Masuk 'EPL Hall Of Fame'

"Jadi dua pertandingan terakhir kami akan menjadi pertandingan terakhir saya sebagai manajer Crystal Palace," tambahnya.

"Ini merupakan periode yang sangat berharga dalam kehidupan sepak bola dan karier, saya bisa menghabiskan empat musim terakhir ini bersama Palace," ujarnya.

Mantan manajer Chelsea Frank Lampard disebut-sebut di media sebagai calon pengganti Hodgson di Palace.

Penggemar Palace akan mengingat musim pertama Hodgson ketika bergabung bersama skuad The Eagles.

Baca Juga: Obama: Penampakan UFO oleh Militer 'Harus Ditanggapi Serius', Tic-Tac Berteknologi 1.000 Tahun di Depan

Dia ditunjuk di awal musim 2017-18, Palace gagal mencetak gol selama empat pertandingan liga pembukaan mereka, setelah awal yang buruk ketika masih ditangani oleh manajer Frank De Boer.

Mantan manajer Inter Milan dan Swiss itu tampaknya memiliki tugas yang berat, ketika The Eagles kalah dalam tiga pertandingan pertama mereka di bawah arahannya.

Namun, ia merekayasa kebangkitan yang menakjubkan yang membuat mereka mempertahankan status elit mereka, akhirnya finis di urutan ke-11 di klasemen Liga Premier.

Itu adalah pertama kalinya dalam sejarah Liga Premier sebuah tim bertahan di papan atas setelah kalah dalam tujuh pertandingan pertama mereka dan itu menjadi rekor tersendiri di Liga Premier.

Baca Juga: Warga Cirebon Besok Lebaran Lagi, Ditandai Ritual Grebeg Syawal dan Makan Ketupat

Saat ini, mereka menikmati periode terlama yang diraihnya secara beruntun di divisi teratas, skuad yang berbasis di Selhurst Park ini telah berada di EPL sejak musim 2013-14.

"Merupakan hak istimewa dan kesenangan mutlak untuk bekerja bersama Roy, yang merupakan manusia yang luar biasa dan manajer sepak bola yang luar biasa," kata ketua Palace Steve Parrish.

"Saya tahu betapa berartinya Roy mengelola klub yang dia dukung sejak kecil," tambahnya.

Baca Juga: Saat Merasa Kepedasan, Sebaiknya Hindari Minum Air Dingin

"Rekornya bersama kami tidak bisa dilebih-lebihkan, dia adalah satu-satunya manajer Palace yang mengamankan empat tahun di Liga Premier dan dia telah membantu memberi kami stabilitas di saat-saat yang paling bergolak," ujarnya.

Hodgson adalah pelatih yang sangat dihormati meski memiliki poin rendah dengan Liverpool dan Inggris.

Dia mengundurkan diri setelah Inggris kalah dari tim lemah Islandia dalam pertandingan 16 besar di Euro 2016, menyusul tersingkirnya putaran pertama di Piala Dunia 2014.

Namun, dia telah bekerja luar biasa dengan tim level menengah.

Baca Juga: Zircon, Rudal Jelajah Mematikan Rusia, Senjata Pilihan Target Kota-kota di Amerika Jika Konflik Nuklir Terjadi

Dia membangun reputasinya pertama kali dengan Malmo di Swedia dan kemudian membawa Swiss ke Piala Dunia 1994 dan Euro 96.

Setelah membangun kembali pekerjaan dengan Inter Milan dan kemuliaan gelar liga lebih lanjut dengan Kopenhagen, Fulham menawarkan Hodgson kesempatan untuk meningkatkan reputasinya di Inggris pada 2007 dan ia menikmati tiga tahun yang tak terlupakan di sana membawa mereka ke final Liga Eropa 2010.

Baca Juga: Foto Viral di Internet, Seorang Anak 'Terjebak' di Trotoar

Keberhasilannya dalam pertarungan untuk mempertahankan sebuah klub untuk tetap berlaga di EPL yakni saat menjadi manajer di West Brom. Ia mendapatkan pekerjaan di Inggris ketika Fabio Capello keluar sebelum Euro 2012.

Pekerjaan di Inggris diharapkan menjadi yang terakhir, tetapi godaan untuk mengelola klub yang begitu dekat di hatinya terbukti terlalu banyak.

Dia meninggalkan Palace dengan rekor terbaru sebagai orang tertua (73 tahun) yang pernah melatih sebuah klub di Liga Premier.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah