Roberto Mancini: Italia Mendominasi Inggris di Final Euro 2020

- 13 Juli 2021, 13:05 WIB
Roberto Mancini:Italia mendominasi Inggris di final Euro 2020.
Roberto Mancini:Italia mendominasi Inggris di final Euro 2020. / NDTV.COM

ZONA PRIANGAN - Roberto Mancini menandai momen puncak pada karirnya pada Minggu, 11 Juli 2021 dengan memenangi gelar juara Euro 2020 bersama tim Italia yang telah mengubahnya dari mimpi buruk ketika gagal lolos ke Piala Dunia 2018 menjadi mimpi yang menjadi kenyataan.

Juara dunia empat kali itu mengalahkan Inggris dengan skor 3-2 lewat drama adu penalti di final Euro 2020 yang digelar di Wembley, setelah di babak perpanjangan waktu skor tetap bertahan 1-1. Skuad Azzurri meraih gelar juara Eropa untuk kedua kalinya sejak yang pertama yang diraihnya pada 1968.

"Senang untuk publik Italia karena mereka benar-benar pantas mendapatkan ini setelah periode yang sulit. Ini adalah kegembiraan besar bagi kami," kata Mancini, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Senin 12 Juli 2021.

Baca Juga: Dukung Kemenkes Hadapi Covid-19, Sea Group, Shopee, dan Garena Sumbang 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Selasa 13 Juli 2021: Nino Nekat Menculik Reyna, Al Murka dan Menyeretnya ke Polisi

Trofi Euro 2020 adalah trofi yang ke-14 nya sebagai manajer dan yang pertama bersama Italia setelah gagal sebagai pemain bersama tim nasional Italia antara 1984 dan 1994.

"Saya sangat beruntung bermain di tim yang hebat pada 1990 dan beruntung berman di tim U-21 yang hebat pada 1988, tetapi terlepas dari kenyataan bahwa adalah tim terbaik, kami tidak memenangkannya dan kalah dalam dua kali adu penalti," tambahnya.

Pada Mei 2018, hanya sedikit terburu-buru mengambil alih Gian Piero Venuran, setelah Italia gagal lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam 60 tahun.

Baca Juga: Rakyat Italia Pesta Kemenangan Melupakan Pandemi Corona, Warga Turun ke Jalan di Jantung Ibu Kota

Pilihan pertama Carlo Ancelotti ditolak dengan sopan sebelum Mancini, yang saat itu menjadi pelatih Zenit Saint Petersburg, mendapatkan pekerjaan impiannya itu.

Mancini telah melatih selama 17 tahun, memenangi trofi bersama Fiorentina, Lazio, Inter Milan, Manchester City dan Galatasaray.

Namun, sepertinya karir kepelatihannya telah kehilangan tujuan sejak meninggalkan City pada 2013 sebelum kursi panas Azzurri menjadi kosong.

Baca Juga: Wanita Las Vegas Didakwa dengan Kejahatan Rasial setelah Menyerang Bocah Asia-Amerika Berusia 6 Tahun

Pekerjaan pertamanya yakni mengembalikan kepercayaan timnya yang mengalami demoralisasi.

"Awalnya ketika dia mengatakan, kami harus memikirkan untuk memenangkan Kejuaraan Eropa, kami juga berpikir dia gila," kata kapten Italia Giorgio Chiellini.

Bek veteran berusia 36 tahun itu berada di San Siro di Kota Milan pada November 2017, ketika Italia kalah di babak play-off Piala Dunia dari Swedia.

Baca Juga: Mantan Gubernur Louisiana nan Flamboyan dengan Slogan 'Pilih Penjahat, Ini Penting' Wafat di Usia 93 Tahun

"Tapi itu adalah mimpi yang perlahan dia tanamkan di kepala kami, hingga menjadi kenyataan," tambahnya.

Kemenangan itu menyusul tiga tahun rekonstruksi yang dilakukan dengan dukungan dari banyak rekan setimnya di Sampdoria, termasuk mantan manajer Chelsea Gianluca Vialli.

Penampilan baru Italia tanpa bintang besar, sebagian besar pengalaman internasional mereka sebagai besar berpusat di sekitar Chiellini dan sesama bek Juventus Leonardo Bonucci.

Baca Juga: Nama Hakim Alkitab Tertulis pada Kendi Berusia 3.100 Tahun yang Ditemukan di Penggalian Khirbat a Rai

"Dia bekerja di kepalanya, dia memberi kami kembali kepercayaan diri, antusiasme, harga diri kami," kata Bonucci.

"Dia orang yang tidak banyak bicara, tapi dia menciptakan tim yang hebat dan dia menghidupkan kembali tim yang berada di level terendah dalam 60 tahun. Dengan ketenangan yang luar biasa, dia menyampaikan ketenangan dan kepercayaan diri," lanjut Chiellini.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x