Network
Di Amerika Serikat, EV menghasilkan 60 hingga 68 persen emisi.
China yang banyak menggunakan batu bara untuk memproduksi listriknya, terlihat rentang antara 37 hingga 45 persen, dan India di kisaran 19 - 34 persen.
Baca Juga: Ajaib, Gereja Basilika yang Tenggelam di Danau Iznik Muncul Kembali
Studi ini diasumsikan bahwa kendaraan terdaftar pada 2021 dan akan aktif di jalanan untuk 18 tahun.
Pengasumsian empat kawasan yang disebutkan tersebut harus berlanjut dengan pengumuman program dekarbonisasi di negara-negara tersebut.
Dengan demikian, pada 2030 kita bisa menyaksikan celah yang melebar di antara kalangan yang berpihak pada EV bertenaga baterai (BEV).
Baca Juga: Ular Berkepala Dua Bernama Ben dan Jerry Bikin Kejutan Memakan Dua Ekor Tikus Secara Bersamaan
Studi ini juga menghitung pada teknologi mesin yang lebih efisien dan metode produksi yang lebih baik.
Hasil studi ini menggarisbawahi bahwa celah ini diprediksi 74-77 persen di Eropa, 62–76 persen di AS, 48–64 persen di China dan di India, 30–56 persen.
Namun Bieker mewanti-wanti bahwa tidak ada masa depan bagi mesin-mesin pembakaran bila banyak orang menginginkan dekarbonisasi.
