Network
ZONA PRIANGAN - BYD tidak memiliki rencana untuk menjual kendaraannya di Amerika Serikat, meskipun hal itu akan membuka peluangnya bagi pasar mobil terbesar kedua di dunia dan meningkatkan angka penjualannya yang melonjak.
Pada kuartal terakhir tahun 2023, BYD menjual lebih banyak kendaraan baterai-listrik dibandingkan merek lain, namun 80% penjualannya berasal dari Tiongkok. Analis memperkirakan pasar BEV Tiongkok akan melambat tahun ini, mendorong BYD untuk mulai mencari ekspansi ke pasar lain.
Berbicara dengan Yahoo Finance awal pekan ini, wakil presiden eksekutif merek tersebut dan kepala eksekutif BYD Americas Stella Li mengutip penolakan politik terhadap perusahaan Tiongkok sebagai alasan untuk tidak melakukan ekspansi ke AS.
“Kami tidak berencana datang ke AS,” katanya . “Ini adalah pasar yang menarik, namun sangat rumit.”
Meskipun BYD tidak akan hadir di AS, ia akan menuju Amerika Utara. Produsen mobil tersebut sedang membangun pabrik besar di Meksiko dan meskipun beberapa orang mengira BYD mungkin menggunakan lokasi ini untuk membuat kendaraan dan mengimpornya ke AS, untuk menghindari tarif tinggi dalam prosesnya, hal tersebut bukanlah hal yang akan mereka lakukan. Sebaliknya, Li mengatakan pabriknya akan fokus secara eksklusif pada pasar Meksiko .
Banyak produsen mobil Barat khawatir tentang bagaimana mereka akan bersaing dengan BYD dan perusahaan Tiongkok lainnya yang memproduksi kendaraan listrik.
Baca Juga: Mercedes Menarik Kembali 105.000 SUV Karena Risiko Terhenti, Potensi Pedal Rem Rusak
Dilansir carscoop, Analis ekuitas utama RBC Capital Markets, Tom Narayan, yakin total keunggulan biaya BYD sekitar 40% jika dibandingkan dengan Stellantis, sebagian berkat integrasi vertikal bisnisnya dan fakta bahwa 75% suku cadang dan komponen yang digunakan diproduksi sendiri.
