Fenomena Gerhana Matahari Sebagian pada 25 Oktober Tidak Dapat Disaksikan di Indonesia

25 Oktober 2022, 16:41 WIB
Gerhana matahari sebagian terlihat saat matahari terbenam di Vina del Mar, Chili, Sabtu, 30 April 2022. /REUTERS/Rodrigo Garrido/WSJ/cfo

ZONA PRIANGAN - Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) fenomena gerhana Matahari sebagian pada 25 Oktober 2022 tidak dapat disaksikan dari Indonesia karena tidak dilalui bayangan penumbra Bulan.

"Gerhana ini tidak dapat disaksikan di Indonesia karena wilayah ini tidak dilalui bayangan penumbra Bulan," kata peneliti Pusat Sains Antariksa BRIN Andi Pangerang saat dihubungi ANTARA di Jakarta, pada Selasa, 25 Oktober 2022, dikutip ZonaPriangan.com dari Antara.

Fenomena gerhana Matahari sebagian hanya dapat disaksikan oleh sebagian besar Eropa kecuali Portugal dan Spanyol bagian Barat-Selatan, Aljazair bagian Barat Laut, Tunisia, dan Libya kecuali bagian Barat Daya.

Baca Juga: Ilmuwan Masih Belum Menemukan Jawaban Soal Lubang di Tulang Rahang Tyrannosaurus rex yang Dikenal sebagai Sue

Lalu, Sudan, Etiopia kecuali bagian Selatan, Somalia kecuali bagian Selatan, Mesir, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Selatan dan Rusia bagian Barat.

Dampaknya, wilayah yang mengalami fenomena gerhana tersebut akan mengalami pasang purnama, yakni pasang tertinggi yang terjadi saat Matahari-Bulan-Bumi berada dalam konfigurasi satu lurus.

Gerhana Matahari sebagian adalah fenomena astronomis ketika sebagian permukaan Matahari yang teramati dari Bumi terhalang oleh Bulan. Hal itu terjadi saat bayangan inti (umbra) Bulan tidak jatuh di permukaan Bumi.

Baca Juga: Ilmuwan Rusia Terdampak Invasi ke Ukraina karena Barat Menarik Dana Penelitian

Akibatnya, hanya bayangan semu (penumbra) Bulan saja yang jatuh ke permukaan Bulan.

Andi menuturkan gerhana itu mulai sejak 25 Oktober 2022 pukul 08.58.21 UT atau 15.58.21 WIB dan berakhir pada pukul 13.02.18 UT atau 20.02.18 WIB.

Puncak Gerhana Matahari sebagian terjadi pada 25 Oktober 2022 pukul 11.00.11 UT atau 18.00.11 WIB. Gerhana tersebut merupakan gerhana ke-55 dari 73 gerhana dalam siklus Saros 124. Magnitudo atau lebar maksimum gerhana itu mencapai 86,11 persen lebar sudut Matahari.

Baca Juga: Dinas Pendidikan Sempat Memecat Guru Wanita Ini dengan Alasan Tari Perut yang Dilakukannya Viral

Gerhana Matahari Sebagian bertepatan dengan konjungsi (ijtimak) akhir bulan Rabiul Awal 1444 Hijriah (H) pada pukul 11.03.46 UT atau 18.03.46 WIB, sehingga hilal kemungkinan tidak dapat disaksikan saat Matahari terbenam untuk Indonesia.

Kondisi tersebut diperkuat dengan posisi hilal saat Matahari terbenam di Indonesia masih di bawah ufuk, dan sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Sumatera mengalami konjungsi pascamagrib.

Maka, 1 Rabi'us Sani 1444 H diperkirakan akan jatuh pada malam Kamis, 27 Oktober 2022 sedangkan bulan Rabi'ul Awwal 1444 H digenapkan menjadi 30 hari.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler