Mengapa Warna Bulan Menjadi Merah Darah Saat Terjadi Gerhana Bulan? Ini Penjelasan dari NASA

8 November 2022, 19:41 WIB
Terjadinya warna merah Bulan saat gerhana.* /NASA/

ZONA PRIANGAN – Bumi kembali menyaksikan gerhana Bulan total pada 8 November 2022. Kapan pun kita bicara mengenai gerhana, selalu disambut antusias untuk bisa dilihat sendiri.

Tetapi kita kerap heran apa yang menyebabkan Bulan kita yang indah menjadi merah?

Jadi apa yang terjadi? Bayangan Bumi akan jatuh pada permukaan Bulan tersebut, yang menyebabkan gerhana Bulan total pada Selasa ini.

Baca Juga: Ini 5 Jembatan Kereta Api yang Ekstrim, Banyak Penumpang yang Berdebar saat Melintasi Jembatan Cikubang

Sebagian besar Asia, Australia, Selandia Baru, Amerika Utara, Eropa bagian utara dan timur, dan Amerika Selatan akan mampu melihat gerhana bulan total ini.

Peristiwa ini akan menandai gerhana bulan total terakhir yang akan dialami Bumi dalam tiga tahun ke depan, dan akan terjadi lagi para 14 Maret 2025.

Ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada garis sejajar sementara bayangan Bumi jatuh pada permukaan Bulan, gerhana Bulan total akan terjadi, dan bagi yang beruntung bisa melihat perubahan warna Bulan menjadi merah.

Baca Juga: Ini 5 Jembatan dengan Cerita Horor Menyeramkan, Nomor 2 Jadi Tempat Favorit Bunuh Diri

Baru-baru ini, NASA menjelaskan mengapa Bulan berubah menjadi merah. Seperti diketahui, saat gerhana bulan, seluruh bulan akan masuk ke bagian tergelap dari bayang-bayang Bumi, yang disebut umbra.

Dalam umbra, Bulan ini akan tampak merah. Ini sebabnya gerhana bulan kadang disebut sebagai “Bulan Darah.”

"Fenomena yang sama bahwa membuat angkasa biru dan matahari terbenam menjadi merah karena Bulan berubah menjadi merah selama gerhana bulan.

Baca Juga: Boriska Kipriyanovich, Bayi Cerdas yang Mengaku Lahir di Mars dan Tahu Alien Masih Hidup

Ini biasa disebut hamburan Rayleigh. Cahaya menjalar dalam bentuk gelombang, dan warna cahaya yang berbeda memiliki sifat fisik yang berbeda.

Cahaya biru memiliki panjang gelombang lebih pendek dan lebih mudah melalui partikel di atmosfer Bumi dibanding cahaya merah, yang memiliki panjang gelombang yang lebih panjang,” jelas NASA dalam situs webnya.

Cahaya merah, jelas NASA, menjalar secara langsung menembus atmosfer.

Baca Juga: Misteri Keturunan Alien, Dua Bocah Berkulit Hijau Ditemukan di Desa Woolpit, Inggris

Ketika Matahari memanas, kita melihat cahaya biru melintas di angkasa. Tetapi ketika Matahari terbenam, cahaya matahari harus melewati lebih banyak atmosfer dan melintas lebih jauh sebelum mencapai mata kita.

"Cahaya biru dari Matahari lebih banyak menghambur, sementara cahaya merah, oranye, dan kuning dengan panjang gelombang lebih panjang akan melewatinya,” jelasnya.

Saat peristiwa seperti gerhana matahari terjadi, Bulan menjadi merah karena hanya cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi mencapai Bulan. Lintasan cahaya ini memberi Bulan warna merah dilihat dari Bumi.

Baca Juga: Di Kota Cap D'Adge, Pergi ke Bank atau Supermarket Boleh Telanjang, di Jalanan Banyak yang Bugil

"Lebih banyak debu atau awan di atmosfer Bumi saat gerhana, Bulan akan tampak lebih merah. Bila semua Matahari terbit dan terbenam di dunia diproyeksikan ke permukaan Bulan,” Jelas NASA seperti dilansir laman Indiatimes.com.

Untuk menyaksikan gerhana bulan total ini, tidak membutuhkan peralatan khusus, tetapi teropong atau teleskop sudah cukup membantu.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: India Times

Tags

Terkini

Terpopuler