Korea Selatan Membuat Matahari Buatan Mencapai Suhu 100 Juta Derajat dalam Waktu Setengah Menit

9 Januari 2024, 16:54 WIB
“Matahari buatan” KSTART.* /National Research Council of Science & Technology

ZONA PRIANGAN – Perangkat fusi superkonduksi Korea Selatan yang dijuluki matahari buatan, telah ditingkatkan yang memungkinkan beroperasi dalam periode waktu yang lebih lama.

Institut Energi Fusi Korea mengatakan baru-baru ini, mereka berhasil memasang sebuah pembelok tungsten baru untuk peralatan fusi magnetiknya, KSTAR, yang memungkinkan menjalankan plasma suhu tinggi lebih dari 100 juta derajat Celsius dalam 30 detik.

Kemampuan baru ini bisa mengarah pada peresmian hasil riset untuk mengkomersialkan fusi nuklir sebagai sumber energi, menurut KFE.

Baca Juga: Ini Jadinya Bila Lubang Hitam Dimasukkan ke dalam Matahari

Institut ini juga merintis kerjasama untuk mempercepat pengembangan energi fusi nuklir dengan program ITER.

ITER merupakan sebuah proyek untuk membangun reaktor fusi magnetik lebih besar di Prancis bagian selatan.

Presiden KFE Dr. Suk Jae Yoo mengatakan implementasi dari pembelok tungsten untuk mengoperasikan KSTAR pada suhu lebih tinggi akan menghasilkan data vital untuk program ITER.

Baca Juga: Ini Pengalaman Hidup Matty Jordan di Pulau Ross Antartika, Selama 3 Bulan Tidak Pernah Melihat Matahari

Pembelok (divertor) merupakan komponen penting yang mengatur pengeluaran gas buangan dan ketidakmurnian dari reaktor dan juga menahan panas tinggi di permukaan.

KSTAR sebelumnya memiliki pembelok karbon yang memiliki ketahanan panas yang kurang dibanding pembelok tungsten yang sekarang digunakan.

Dilansir UPI.com, pengembangan divertor tungsten dimulai pada 2018. Purwarupa pertama selesai pada 2021, dan instalasi dimulai pada September 2022.

Baca Juga: Lubang Matahari Raksasa, 56 Kali Ukuran Bumi, Melepaskan Badai Matahari Menuju Planet Kita

Tungsten memiliki titik leleh tinggi dan karakteristik percikan rendah, yang berarti tahanan panas telah diperbarui lebih dua lapis, menurut KFE.

KFE mengatkan bahwa, dengan divertor baru ini, diharapkan mencapai operasi plasma kinerja tinggi untuk 300 detik di akhir 2026.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com

Tags

Terkini

Terpopuler