Ketika perangkat lunaknya gagal berfungsi pada Agustus 2021, membuat seluruh lampu menyala terus, pihak sekolah telah menghubungi perusahaan yang memasangnya, hanya mengatakan tidak banyak yang bisa dilakukan.
5th Light, perusahaan yang memasang sistem ini, telah berpindah tangan beberapa kali selama sepuluh tahun terakhir ini dan sekarang dimiliki oleh perusahaan lain yang disebut Reflex Lighting.
Mereka juga tidak bisa mengakses kepada perangkat lunak yang mereka gunakan, sehingga satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah mengganti perangkat keras (server, papan kendali lampu, dsb.)
Meskipun sistem lampu cerdas menggunakan bola lampu LED yang efisiensinya tinggi, 7.000 lampu di seluruh SMA tetap saja memakan banyak energi.
Sulit untuk memperkirakan berapa banyak uang untuk membayar dengan seluruh lampu menyala non-stop selama 17 bulan.
Baca Juga: Ini 8 Aktor K-Pop Berusia 30-an tapi Masih Pantas Mengenakan Seragam SMA, Nomor 3 Ada Ahn Hyo Seop
Bila memungkinkan, para guru bisa secara manual mencopot bola lampu dari dudukannya di seluruh ruang kelas, sementara staf sekolah harus memadamkan pemutus untuk tidak dihubungkan ke sistem utama.
Paul Mustone, presiden Reflex Lighting Group, mengatakan kepada wartawan bahwa masalah ini akan bisa diselesaikan bulan depan.***