ZONA PRIANGAN - Via dan Tiara murid Kelas III SD I Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, hampir setiap hari mengisi kekosongan belajar tatap muka dengan membaca buku bacaan anak-anak yang dipinjamnya dari Perpustakaan Daerah.
Rabu kemarin, keduanya berjalan menyusuri trotoar setelah keluar dari ruang Perpustakaan Daerah, sambil menenteng masing-masing dua buah buku bacaan berisi cerita binatang dan peri.
“Habis pinjam buku,” keduanya menjawab berbarengan.
Baca Juga: Sekilas 'Ikatan Cinta', 4 Februari: Cinta Al dan Andin yang Kembali Terusik
Mereka mengaku setiap hari meminjam buku bacaan di Perpustakaan, alasanya karena selama ini masih belajar daring sehingga banyak waktu luang ketika berada di rumah. Via dan Tiara yang tinggal berdekatan selalu belajar bersama dan membaca bersama.
Buku yang mereka pinjam terkadang bertukar bacaan hingga esoknya baru dikembalikan, sambil meminjam kembali buku atau terkadang meminjam buku yang sama yang pernah dipinjam sebelumnya.
Mereka adalah salah satu dari sekian peminjam buku yang masih rutin datang ke perpustakaan di saat pandemi. Sementara puluhan pengunjung perpustakaan lainnya yang biasa datang kini nyaris tak pernah berkunjung kembali.
Menurut keterangan Nani Utami Iriani, Kasie Pelayanan, Pengembangan dan Pemberdayaan Kegemaran Membaca di Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah, jumlah pengunjung Perpustakaan selama pandemi menurun tajam.
Sebelum pandemi lebih dari 100 orang warga dari berbagai kalangan setiap harinya berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku atau memanfaatkan internet yang tersedia. Kini jumlah pengunjung hanya sekitar 20 orang saja. Pengunjung kebanyakan dari siswa SD, SMP hingga mahasiswa.
“Sekarang belajar daring, jadi jumlah mereka yang hadir ke Perpustakaan terpengaruh jadi berkurang,” ungkapnya.
Baca Juga: Cair pada Februari 2021, Lakukan Cara Ini untuk Subsidi Listrik Gratis, Kartu Sembako dan Bansos BST
Biasanya, kata Nani, ketika ada yang datang berkunjung mereka disarankan terlebih dulu untuk membaca buku di ruang perpustakaan, setelah itu mereka baru bisa memanfaatkan penggunaan komputer sesuai kebutuhannya.
Jika tidak begitu pengunjung langsung bermain komputer tanpa membaca buku hingga pulang. Padahal keberadaan perpustakaan diantaranya menaikan minat baca masyarakat.
Diberlakukan pula sistem sif untuk pengunjung perpustakaan, bergilir masuk dan berada di ruangan, untuk menjaga keamanan dari penyebaran Covid-19.
“Kami harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan Covid-19, jangan sampai ada yang terpapar dari sini atau jadi klaster baru. Makanya semua prokes diterapkan,” kata Nani.***