Sekolah Rusak di Kadipaten, Sudah Ajukan Proposal Namun Tak Kunjung Ditindaklanjuti

16 Juni 2021, 15:30 WIB
Murid Sekolah Sekolah Dasar Negeri Karangsambung 6, di Blok Leuweungbata, Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten terpaksa belajar di ruangan kecil karena ruang kelas hampir seluruhnya rusak tidak bisa dipergunakan. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Kondisi gedung Sekolah Dasar Negeri Karangsambung 6, di Blok Leuweungbata, Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten kondisinya rusak parah.

Murid Sekolah terpaksa belajar di ruangan kecil karena ruang kelas hampir seluruhnya rusak tidak bisa dipergunakan.

Pintu ruang kelas hampir seluruhnya rusak bahkan sebagian tidak berpintu, jendela juga demikian hampir semua rusak dimakan rayap, hingga terlihat pasangan bata lama.

Baca Juga: 37 Santri di Majalengka Terpapar Covid-19 dan Jalani Karantina

Dinding tembok serta lantai berbahan keramik sebagian mengelupas berganti tanah. Genteng yang nampak masih bagus berjatuhan sehingga banyak atap yang berlubang.

Ruang guru pun kini terpaksa memanfaatkan mushola yang dibangun masyarakat yang berada di komplek sekolah.

Sedangkan untuk mushola masyarakat setempat membangun baru masih di sekitar komplek sekolahaan tersebut.

Menurut keterangan beberapa guru yang mengajar di sekolah tersebut, kerusakan ruang kelas dan ruang guru sudah cukup lama nyaris puluhan tahun, dan pihak sekolah sudah berulang kali mengajukan proposal perbaikan sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka namun tak kunjung diperbaiki.

Baca Juga: Hati-hati Para Wanita, Banyak Kosmetik Mengandung 'Bahan Kimia Abadi' Berbahaya, Beracun dan Tidak Terdaftar

Bahkan peninjauan dari pihak terkaitpun sudah datang menghitung anggaran, namun juga tidak ada tindak lanjutnya hingga proposal berulang kali kembali diminta dengan alasan harus proposal baru, tapi akhirnya gagal juga diperbaiki.

“Proposal mah sudah diajukan berulang ulang tapi belum direalisasi juga,” ungkap salah seorang guru, Suarno.

Menurut guru lainnya, Bento, pasa awal tahun diperoleh informasi tahun ini sekolahnya akan diperbaiki, tapi nyatanya sekolah lain sudah mulai pengerjaan, sementara sekolahnya tetap rusak.

Baca Juga: Ridwan Kamil Dampingi Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Massal di RSUI Depok

“Seingat saya sejak saya datang mengajar di sini Tahun 2004 kondisi sekolah sudah rusak dan sampai sekarang belum pernah diperbaiki, malah ada satu ruang kelas yang ambruk, kini menjadi lapangan,” ungkap Bento

Karena gedung sekolah rusak, untuk kelas V terpaksa memanfaatkan ruang Perpustakaan, sedangkan kelas  IV dan III terpaksa memanfaatkan ruang kecil berukuran 3 X 7 m menyekar ruangan kelas yang masih bisa digunakan. D ruangan hanya pas untuk dua meja berderet ke samping dan batas untuk melintas guru dan murid ke tempat duduk.

Untuk kelas I dan II kegiatan belajar mengajar di satu ruang  kelas yang ada walaupun kondisisnya sama rusak, KBM bergantian karena kelas I hanya sampai pukul 10.00 WIB.

Hanya Kelas VI yang belajar di kelas secara normal yang juga kondisinya sama rusak namun masih bisa dipergunakan.

Baca Juga: Hasil Studi The Lancet: Vaksin Corona Pfizer dan AstraZeneca Dapat Melindungi terhadap Strain Delta

Tidak diperbaikinya gedung sekolah para guru menduga karena jumlah murid yangterbatas hanya 47 orang serta guru PNS 3 orang selebihnya honorer.

Kelas I sebanyak 6 orang, Kelas II sebanyak 9 orang, kelas III hanya 5 orang, kelas IV paling banyak 11 orang, kelas V sebanyak 7 orang dan kelas VI yang lulus tahun inis ebanyak 9 orang. Sedikitnya jumlah murid karena mereka yang sekolah di SD Karangsambung 6 seluruhnya berasal dari satu Blok yaitu Blok Leuweungbata.

Menurut Suarno dan Bento, sekolah dimerjerpun tidak memungkinkan karena jarak leuweungbata dengan sekolah lain cukup jauh melintasi toangan dan areal pesawahan.

Baca Juga: Ikea Didenda Rp19 Miliar Karena Kumpulkan Data Pelanggan Secara Curang

Malah menurut Bento, karena jumlah muridnya sedikit, jarang ada kepala sekolah yang bersedia ditugaskan terlalu lama di sekolah tersebut, kadang tidak sampai 2 tahun sudah pindah ke sekolah lain.

“Seolah-olah sekolah hanya dijadikan pijakan sementara untuk diangkat menjadi kepala, setelah itu pindah ke tempat lain,” katanya.

Para guru dan murid seperti yang disampaikan Ima dan Irpan kelas IV berharap sekolahnya bisa diperbaiki agar nyaman dan memiliki kebangaan belajar di sekolah yang nyaman dan bagus, tidak dihantui oleh gedung yang sewaktu-waktu bisa runtuh.

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Metode Pengisian Gadget dengan Mengetuk Tubuh Manusia sebagai Media Transmisi Daya Nirkabel

Pertimbangan lainnya sekolah tersebut berada di pinggir jalan antara Kadipaten-Kertajati lintas Leuweungbata yang kini sudah menjadi jalur jalan utama yang setiap saat dilintasi lalulintas kendaraan menuju Kertajati atau sebaliknya karena jalur jalan utama lintas Monjot rusak parah.

“Sekarang jalan depan sekolah bukan jalur alternatif lagi tapui jalur jalan utama, siang malam kendaraan melintas ke sini. Malu kondisi sekolah rusak seperti ini dilihat orang luar,” ungkap Asep Trisno warga Desa Pakubeureum.

Ketua Komisi IV DPRD Majalengka Hanuradjasa Tatang Rijana mengatakan, banyak gedung sekolah yang mengalami kerusakan bahkan lebih dari setengahnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Dampingi Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Massal di RSUI Depok

Pihaknya kini berkomitmen untuk terus menga,lokasikan anggaran perbaikan gedung sekolah dan anggaran pendidikan lainnya seperti peningkatan mutu pendidikan guru agar semua guru memiliki kemampuan mumpuni hingga menghasilkan anak didik yang cerdas dan pintar.

Anggota Komis IV Iman Nurmansyah mengatakan harus ada skala prioritas perbaikan gedung sekolah serta harus ada target  pencapaian perbaikan sekolah pada setiap tahunnya.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler