Network
ZONA PRIANGAN - Orang yang terinfeksi corona varian delta, yang pertama kali terdeteksi di India, dua kali lebih mungkin berakhir di rumah sakit dibandingkan dengan varian alfa yang diidentifikasi di Inggris pada tahun lalu.
Vaksin dari Pfizer Inc. dan AstraZeneca Plc terbukti dapat melindungi dari paparan virus corona varian delta, kata para peneliti Senin, 14 Juni 2021.
Mereka menemukan bahwa vaksin corona yang dibuat oleh Pfizer dan mitranya BioNTech SE menawarkan perlindungan yang lebih baik dalam sebuah penelitian besar yang dilakukan di Skotlandia.
Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Rabu 16 Juni 2021: Nino Pulangkan Elsa ke Pak Surya dan Melaporkan Ricky ke Polisi
“Kami perlu mendorong semua orang untuk maju dan menerima tawaran vaksinasi mereka untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan kedua dosis mereka,” kata Jim McMenamin, direktur insiden corona di Public Health Scotland, mengatakan pada konferensi pers, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Selasa 15 Juni 2021.
Temuan tersebut, yang dipresentasikan dalam surat penelitian yang diterbitkan di The Lancet, muncul saat pejabat Inggris bergulat dengan apakah akan menunda pencabutan pembatasan pandemi saat menyebarnya virus corona varian delta.
Para peneliti dari Universitas Edinburgh dan Strathclyde, serta Kesehatan Masyarakat Skotlandia, menemukan bahwa vaksin Pfizer menawarkan perlindungan 92% terhadap varian alfa dan 79% terhadap delta satu, 14 hari setelah dosis kedua.
Baca Juga: Hasil Studi Baru: Bayi Menghasilkan Respons Kekebalan yang Kuat untuk Menangkal COVID-19
Bandingkan dengan tingkat perlindungan yang dapat diberikan oleh vaksin corona AstraZeneca sebesar 73% terhadap varian alfa dan 60% terhadap varian delta satu.
