Massa Pukul Kentongan, Pertanda Negara Dalam Bahaya

2 Juli 2020, 21:35 WIB
MASSA dari Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM GMBI) Kota Banjar demontrasi menolak Rancangan Undang-undang Haluan Idiolodi DPRD Kota Banjar, Kamis (2/7/2020).*/DEDE IWAN/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Ratusan massa mengatasnamakan Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM GMBI) Kota Banjar demontrasi menolak Rancangan Undang-undang Haluan Idiologi Pancasila (RUU HIP) dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas) di Kantor DPRD Kota Banjar Jalan Tentara Pelajar, Kamis (2/7/2020).

Dalam aksinya, massa melakukan pemukulan kentongan, sebagai tanda adanya bahaya. Kentongan yang dibawa massa terus menerus dipukul dan mengahsilkan bunyi yang keras.


Aksi ratusan massa diterima langsung empat anggota DPRD Kota Banjar, yakni Dalijo (PDIP), H.Sudarsono (Golkar), H.Annur (PKB) dan Rudi Kusdinar (Gerindra). Adapun jumlah seluruh anggota DPRD Banjar sekarang ini sebanyak 30 orang.

Saat aksi berlangsung sempat memanas. Rencana membakar ban digagalkan aparat gabungan kepolisian, TNI dan Satpol PP Kota Banjar.

Kapolres Banjar, AKBP Melda Yanny yang hadir terdepan, memberikan komando, agar jangan ada bakar-bakar ban.

Rencana aksi membakar ban digagalkan anggota kepolisian dengan mengamankan ban tersebut, dibawanya jauh dari kerumunan demonstran.

Bergemuruh

Kendati gagal membakar ban, orasi demonstran terus berlanjut dan semakin keras saja menolak pembahasan dan legislasi RUU HIP. Kentongan yang dibawa demontran, terus menerus dipukul sampai bergemuruh.

Bersamaan itu, mencuat celetukan massa. "Bakar, bakar, bakar bannya itu," ujar demontran.

MASSA dari Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM GMBI) Kota Banjar demontrasi menolak Rancangan Undang-undang Haluan Idiolodi DPRD Kota Banjar, Kamis (2/7/2020).*/DEDE IWAN/KABAR PRIANGAN

Kekecewaan massa yang memuncak, mulai mereda setelah Ketua DPD LSM GMBI Kota Banjar, Nesa Hadi, orasi dan memberikan komando tetap tenang.

"Idiologi Pancasila harga mati. Kami menuntut DPRD Kota Banjar untuk menekan DPR RI agar mencabut RUU HIP. Jika gagal dan RUU HIP sampai disahkan, dipastikan massa yang diturunkan lebih besar lagi," ujarnya.

Terkait alasan massa yang berjumlah ratusan itu ada yang membawa kentongan, ini sebagai simbol negara dalam situasi darurat.

"Kentongan ini simbol peringatan untuk semuanya, bahwa kondisi negara saat ini lagi darurat," ujar Nesa kepada wartawan Kabar Priangan, Dede Iwan.

Menyikapi adanya aspirasi demonstran tersebut, empat anggota DPRD yang hadir dan berhadapan langsung dengan demontran, memberikan respons positif.

"Kami aspresiasi. Semua aspirasi itu segera disampaikan ke pimpinan DPRD Banjar dengan harapan bisa disampaikannya ke DPR RI nantinya, sesuai aspirasi yang aksi tadi," ujar Dalijo, H.Sudarsoni, H.Annur dan Deni Kusdinar.

Seusai ada jawaban itu, massa demonstran membubarkan diri dengan tertib. Lalu lintas Jalan Tentara Pelajar, depan Kantor DPRD Banjar kembali lancar lintasi.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler