Network
ZONA PRIANGAN - Kementerian kesehatan menetapkan target prevalensi stunting pada 2024 sebesar 14 persen. Tapi kenyataannya saat ini prevalensi stunting masih berkisar di angka 20,4 persen. Target prevalensi stunting ini masih jauh dari angka yang ditetapkan.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Fazar Supriadi Sentosa mengatakan, pihaknya di tahun ini akan mengerahkan segala kekuatan untuk menurunkan angka stunting.
"Kami akan melakukan berbagai kerja sama dengan sejumlah pihak, terakhir melakukan audensi dengan Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. Pj Gubernur, akan mengeluarkan surat edaran yang bisa melakukan program untuk penurunan stunting tersebut," ujarnya pada wartawan seusai acara Promosi Percepatan Penurunan Stunting dan silaturahmi Halal Bihalal di Gedung BKKBN Jabar, Kota Bandung, Senin 22 April 2024.
Baca Juga: Pengurus 27 DPC PDI Perjuangan se-Jawa Barat Hadiri Konsolidasi Pemenangan Pilkada 2024
Lebih lanjut Fazar mengatakan, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Kerja sama ini untuk melihat sejauh mana efektivitas program, anggaran, dan arah kebijakan dalam melakukan penurunan stunting.
"Dalam penurunan stunting ini kami melakukan berbagai upaya yang dimulai dari hulu. Ini dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan (HPK), dimulai saat hamil sampai anak berumur dua tahun," ungkapnya.
Fazar menjelaskan, dalam penurunan stunting ini pihaknya membentuk pendamping yang terdiri dari 27 ribu tim. Pendampingan lain dilakukan juga terhadap calon pengantin.
Namun menurut Fazar, dalam melakukan pendampingan terhadap calon pengantin ini, baru mencapai sebesar 33 persen.
