Walau Ada Penurunan, Bayi Penderita Stunting di Subang Masih Tinggi

7 Juli 2020, 13:58 WIB
BUPATI Subang, H. Ruhimat sedang mendantangani berita acara rembuk stunting, dukungan serta komitmen bersama percepatan penurunan stunting.*/DALLY KARDIAN /

ZONA PRIANGAN - Bayi stunting di wilayah Kabupaten Subang jumlahnya mencapai 2.476 balita dari jumlah balita sebanyak 112.777 di tahun 2019.

Namun jumlah ini ada penurunan bila dibanding tahun sebelumnya.

“Betul kalau tahun 2018 sekitar 3,2% sedangkan pada tahun 2019 menjadi 2,6% penderita stunting dari seluruh balita yang ada,“ kata Kepala Kepala BP4D Kabupaten Subang, Sumasna saat Rembuk Stunting secara virtual yang digelar Selasa 7 Juli 2020 dipusatkan di Rumah Dinas Bupati.

Baca Juga: Garut Merasa Sudah Hijau, Status dari Jabar Masih Kuning

Untuk itulah pihaknya bersama jajaran terkait terus berusaha menurukan angka dan terpenting penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara konvergen.

Selain itu mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pencegahan stunting.

“Langkah yang dilakukan mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi,“ ungkapnya.

Baca Juga: Rapid dan Swab Test di Pasar Sehat Cileunyi, 3 Orang Reaktif

Sumasna menjabarkan beberapa tahapan aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting.

Mulai dengan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi.

Selain itu menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi.

Baca Juga: Tiara Mirip Syahrini, Aris Disamakan dengan Ariel Noah

“Rembuk stunting tingkat kabupaten ini merupakan langkah guna memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi,“jelasnya.

Sumasna mengingatkan harus ada kepastian tersedianya dan berfungsinya kader ditambah sistem pengelolaan data.

Bupati Subang H Ruhimat mengatakan, melihat hasil selama tahun 2019 pantas ada apresiasi atas terselenggaranya kegiatan rembuk stunting dengan metode virtual.

Baca Juga: Batuan Curug Bilik Mirip Anyaman Bilik Bambu

Sebab, stunting tidak hanya tubuh pendek, tetapi memiliki banyak dampak buruk untuk anak, terutama masa depannya.

Dengan kegiatan ini diharapkan bisa mempercepat penurunan stunting dari 8 aksi yang tidak boleh terlewatkan.

Rembuk stunting merupakan sebuah wadah musyawarah semua pihak dalam rangka menurunkan prevalensi dan intervensi penanganan stunting.

Baca Juga: Rasakan Guncangan, Warga Pangandaran Berlarian

"Karena itu saya mengimbau agar rembuk stunting dilakukan dengan serius dan menghasilkan komitmen yang terbaik dalam upaya mewujudkan Zero stunting di Kabupaten Subang,” tegas Ruhimat.

Pada kegiatan tersebut turut ditandatangani berita acara rembuk stunting dan penandatanganan dukungan atau komitmen bersama percepatan penurunan stunting di Kabupaten Subang.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler