Dandim 0617 Majalengka Khawatir Kualitas Mangga Gedong Gincu Menurun

21 Agustus 2020, 14:21 WIB
DANDIM 0617 Majalengka Let Kol Andik Siswanto.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON /

ZONA PRIANGAN - Dandim 0617 Majalengka mengaku prihatin dengan tingginya penggunaan zat kimia pada pohon mangga sehingga bisa merusak pertumbuhan pohon, hingga rasa dari buang mangga itu sendiri.

Jika demikian maka Kabupaten Majalengka yang dikenal dengan mangga gedong gincunya akan rusak akibat perilaku pemeliharaan yang mengandalkan zat kimia.

Itu disampaikan Dandim 0617 Majalengka Let Kol Andik Siswanto saat bicara dengan sejumlah wartawan di Kantor PWI Majalengka, Jumat 21 Agustus 2020.

Baca Juga: Rumor Reshuffle Kabinet Makin Deras Beredar, AHY Masuk, Prabowo Bakal Digeser

Pada saat itu, Dandim Andik mengungkapkan rencana mengajak para petani mangga serta petani pangan dan holti untuk mengubah kebiasaan penggunaan zat kimia ke alam.

Disampaikan Andik, pihaknya ingin segera mengimplementasikan empat program yang telah direncanakannya setelah dirinya berkeliling ke sejumlah desa dan kecamatan di Kabupaten Majalengka selama dua minggu mulai bertugas di Kodim 0617 Majalengka.

Keempat program tersebut adalah memulihkan tanaman mangga yang rusak akibat terlalu banyak zat kimia, dan memperbaiki unsur hara pada lahan pertanian.

Baca Juga: Upaya Kasasi Ditolak, Pelawak Qomar Harus Menjalani Hukuman 2 Tahun Penjara

Mengurangi penggunaan pupuk kimia serta mengembangan kain tenun di Desa Nunuk, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka yang kini terancam punah.

Saat ini pohon mangga gedong gincu banyak yang rusak akibat terus disemprot dengan zat kimia karena petani mengejar kuantitas mangga.

Mereka cuma memikirkan mangga dipanen lebih banyak dan lebih cepat, tanpa mempertimbangkan rasa dari mangga itu sendiri.

Baca Juga: Unik, Kota Ini Selalu Berubah-ubah Tanggal saat Merayakan Hari Ulang Tahun

"Padahal dengan cara begitu kualitas mangga kurang baik, lama kelamaan akan kalah bersaing dengan mangga dari luar wilayah,” kata Dandim Andik.

Menurutnya memperbaiki unsur hara, memulihkan kerusakan pohon mangga dan mengganti pupuk bisa dilakukan dengan menggunakan Bio Smart Park atau di sebut juga dengan Bios 44.

Itu adalah sebuah cairan permentasi yang dibuat dari bahan alam, yang penggunaannya pun dimasukan dengan air yang mengalir ke areal pertanian.

Baca Juga: Hati-hati Memasuki Kawasan Cadas Pangeran, Sering Terjadi Peristiwa Aneh Menimpa Pengendara

Cairan tersebut telah diuji coba di Sumatra dan Kalimantan di kawasan lahan gambut.

“Sekarang kami tengah membuat permentasi cukup banyak, itu nanti akan disebar ke tiap Koramil untuk diujicobakan kepada para petani," ujarnya.

Menurut Andik, biasanya petani selalu ingin bukti. Untuk itu pihaknya sudah mengajak sejumlah petani melakukan uji coba di lahan pertanian miliknya.

Baca Juga: Tanggal 20, Persib Kedatangan Pemain Bernomor Punggung 20

Beberapa petani sudah bersedia, bahkan Koramil Majalengka tengah melakukan uji coba. Biasanya dalam dua minggu sudah terlihat hasil atau bereaksi dengan tumbuh suburnya rumput jika tidak ada tanaman lain..

Jika petani sudah melihat bukti perubahan tanah dan tanaman, maka Bios 44 segera diproduksi dalam jumlah banyak oleh para petani dengan bimbingan dari Koramil yang juga sudah dilatih sebelumnya.

“Nanti kita uji coba antara tanaman yang menggunakan pupuk kimia dengan Bios 44 bagaimana perbedaan pertumbuhannya, mana perkembangan yang lebih bagus. Agar petani bisa membedakan agar nanti bisa beralih,” ungkap Dandim Andik.***

 

 

 

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler