Reuwas, Tiba-tiba Harga Gabah Anjlok, Petani Majalengka Menjerit, Tak Bisa Beli Pupuk Karena Mahal

- 9 Desember 2020, 06:00 WIB
Petani menjemur gabahnya di pinggir jalan di Kabupaten Majalengka baru-baru ini. Harga Gabah Anjlok Tiba-tiba, Petani di Majalengka Menjerit, Tak Bisa Beli Pupuk Karena Mahal.
Petani menjemur gabahnya di pinggir jalan di Kabupaten Majalengka baru-baru ini. Harga Gabah Anjlok Tiba-tiba, Petani di Majalengka Menjerit, Tak Bisa Beli Pupuk Karena Mahal. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar

ZONA PRIANGAN - Sejumlah petani di Kabupaten Majalengka mengeluhkan anjloknya harga gabah kering giling secara tiba-tiba yang penurunannya mencapai Rp30.000 per kwintal (kw) atau menjadi Rp520.000 saja per kw, padahal saat ini sedang musim tanam rendeng biasanya harga justru meroket naik bisa mencapai Rp700.000 per kw.

“Mani reuwas harga pare kamari ngajual ukur Rp520.000 sakintal. Beuki murah wae ayeuna teh ari kuduna mah mahal wayah melak teh. (Cukup kaget kemarin menjual gabah harganya hanya Rp520.000 per kw. Sekarang harga gabah bertambah murah, padahal biasanya saat musim tanam harga mahal),” ungkap Mamah petani asal Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, yang mengaku baru menjual gabah sebanyak 1 kw kepada bandar langganannya, Selasa 8 Desember 2020.

Dia mengatakan semula sengaja menyimpan gabahnya sebanyak beberapa kwintal untuk dijual pada saat musim tanam rendeng karena harga gabah biasanya mangalami lonjakan signifikan hingga beberapa minggu menjelang musim panen.

Baca Juga: Gara-gara Covid-19, Acer Produksi Laptop yang Diklaim Antibakteri, Cek Harga Spesifikasinya Disini!

Baca Juga: Polisi di Majalengka Kembali Turun ke Jalan, Membuat Senang Warga Terdampak Covid-19

Saat itu biasanya stok gabah di petani mulai menipis karena gabah dijual untuk biaya tanam.

“Sekarang malah sebaliknya harga gabah merosot, bingung,” kata Mamah.

Keluhan yang sama juga diungkapkan Sutin petani lainnya di Tonjong, yang akan menjual gabah untuk membeli pupuk guna pemupukan pertama sawahnya yang kini baru ditanam. Seminggu kedepan tanaman padi harus segera dipupuk.

Baca Juga: Wow, Wanita Hamil di Majalengka Dikawal Dua Polisi, Ngidam Naik Mobil Patroli Akhirnya Terwujud Juga

Baca Juga: Polisi Majalengka Amankan Beberapa Orang, Ada yang Disembunyikan Dibalik Jok Motornya

Sementara Nana, petani lainnya, bahkan mengeluhkan harga jual gabah tidak akan sebanding dengan harga pupuk manakala dirinya terpaksa harus membeli pupuk non subsidi seharga Rp600.000 per kw, karena tidak memiliki Kartu Tani.

Sementara persediaan gabah di rumahnya kini terbatas, tinggal untuk cadangan makan hingga panen kedepan dan untuk pembelian pupuk.

“Kalau pupuk bisa dibeli dengan harga subsidi mungkin, gabah yang ada bisa mencukupi untuk pembelian pupuk, tapi kalau ternyata tidak bisa karena tidak punya kartu tani pasti gabah yang ada tidak akan mencukupi untuk pembelian pupuk dan cadangan makan,” kata Nana.

Baca Juga: Ngidam Naik Mobil Patroli Akhirnya Terwujud, Wanita Hamil Enam Bulan di Majalengka Dikawal Polisi

Baca Juga: Permintaan Maaf Dilakukan 7 Warga Majalengka Pelaku Adzan Sambil Acungkan Golok

Dia berharap petani seperti dirinya yang belum memiliki Kartu Tani bisa membeli pupuk subsidi dengan menyarahkan SPPT tanah atau Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK).***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah