Para perupa ini berasal dari sejumlah wilayah di Majalengka mulai Malausma bagian paling Selatan Majalengka hingga Utara dan Timur Majalengka seperti Kecamatan Leuwimunding
“Tidak semua datang dari jumlah anggota 60 ini karena kebetulan punya aktifitas sendiri di hari Minggu ini termasuk seniman kriya,” kata Ade yang menjadi Ketua Peka sejak 2017 lalu.
Disampaikan Ade Realism, bagi perupa kegiatan tersebut adalah vaksin untuk memperkebal imun para perupa.
Dan sebetulnya walaupun disaat pandemi para perupa lebih kebal, lebih bisa bertahan hidup dibanding bentuk kesenian lainnya yang butuh panggung dan butuh keramaian.
Baca Juga: Kim So Hyun dan Na In Woo Siap Melakukan Perang Sengit dalam Drakor River Where The Moon Rises
“Perupa mah tara gogorowokan hayang panggung, secara individu kami lebih kuat, dan kami tetap bisa bertahan hidup dengan cara kami dan standar kami,” kata Ade.
Selama ini Pemerintah sendiri tidak banyak berpikir dan berpihak terhadap budaya dan seni bidang perupa.
Namun lebih banyak perhatian pada seni pertunjukan, semisal membelikan gamelan, alat musik lain, memberi ruang untuk pertunjukan dan sebagainya.
Padahal katanya pengembangan seni berawal dari seni rupa. Dan para pelaku seni rupa pun sebetulnya butuh perhatian dari pemerintah dan ada keinginan yang sama untuk diperlakukan sama dengan seniman musik, tari dan sebagainya, namun perhatian dalam bentuk yang berbeda sesuai dengan kebutuhan para seniman rupa.
Baca Juga: Lepas dari Kiwil Kehidupan Meggy Wulandari Lebih Bahagia tapi Menangis Ketika Bertemu Anak Tiri