Seni Mural Menjadi Imun Tubuh bagi Seniman Lukis di Majalengka

- 30 Maret 2021, 07:45 WIB
Sejumlah seniman lukis tengah membuat lukisan mural di tembok belakang Universitas Majalengka atau di area terbuka di bawah SkyWalk  GGM Majalengka, Minggu 28 Maret 2021. Kegiatan tersebut bagi mereka adalah vaksin disaat pandemi yang butuh ruang untuk berekpresi sebagai imun bagi tubuh dan jiwanya.
Sejumlah seniman lukis tengah membuat lukisan mural di tembok belakang Universitas Majalengka atau di area terbuka di bawah SkyWalk GGM Majalengka, Minggu 28 Maret 2021. Kegiatan tersebut bagi mereka adalah vaksin disaat pandemi yang butuh ruang untuk berekpresi sebagai imun bagi tubuh dan jiwanya. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

Kebutuhan yang diinginkan tersebut semisal, butuh galeri, pameran, workshof, sebab semua karya  melingkupi karya yang harus dipajang, dilihat orang.

Untuk itu beda media beda kebutuhan. Selama ini perupa yang terdiri dari kriya, batik, seni lukis, pemahat atau ukir dan pematung  seolah lebih teabaikan.

Anggoat Peka, Eman Sulaeman Awi yang dikenal seniman kriya mengatakan, kebutuhan para seniman itu berneda tergantung apa yang dilakukan setiap individu.

Makanya jika pemerintah akan memberikan dukungan tentu harus berbeda. Yang mungkin hargapun jauh lebih murah bila dibanding dengan harga gamelan yang nilainya bisa ratusan juta.

Baca Juga: Denny Darko Gagal Menghipnotis Atta Halilintar, Ternyata Ini Penyebabnya

Yang standar saja menurut Eman, bagi seniman sepertinya hanya membutuhkan gerinda cutting, bor tunner, srongsaw, kompresor , tembakan paku, gergaji duduk dan lain-lain yang harganya tidak sampai belasan juta.

Di Majalengka ada banyak seniman bambu sepertinya, yang membuat kerajinan seni yang beragam, ada yang alat musik bambu, mebel, gazebo, interior, dan barang lainnya yang berasal dari bambu.

Untuk seni batik juga kebituhannya berbeda, mereka butuh alat atau media celup dan lainlain.

Baca Juga: Ketika Kepala Angsa Terpenggal, Warga Kota Kentucky Bersedih

“Pekerjaan kami semua menuangkan imajinasi  tapi kami tetap berpikir realistis,” pungkap Ade. (Rachmat Iskandar)***

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah