Baca Juga: Gadis Berusia 7 Tahun Diserang secara Seksual di Dekat Taman Bermain, Kini Polisi Memburu Pelaku
Lantai rumah merekapun masih tanah , kalaupun sempat diplester sebagian, kini sudah mengelupas dan berdebu.
Tidak ada kamar mandi atau listrik, semuanya ikut ke tetangga atau mandi ikut di toilet umum.
“Tibaheula ge teu gaduh bak, teu gaduuh listrik. (dari dulu juga tidak memiliki bak mandi dan listrik,” ungkap Jati. Kini untuk penerangan mereka memiliki satu titik lampu.
Baca Juga: Ayah Jahat atau Cerdas? Menamai Bayi yang Lahir Sama dengan Nama Selingkuhannya
Menurutnya dulu ketika masih bisa bekerja, dia bisa membayar listri ke tetangga.
Membeli lauk pauk untuk makan atau bumbu untuk memasak genjer yang diambil darisawah, atau sayuran pemberian orang lain.
“Sekarang nasi juga sudah untung,” katanya.
Mereka berdua tidak mengetahui adanya penyebaran Covid-19 dan banyaknya warga yang meningal akibat Covid, karena minimnya pengetahuan, akibat kurangnya informasi kini merasa suasana tetap normal, berkumpul, tak pernah menggunakan masker.
Menurut keterangan kaur Kesra Desa Pasindnagan, Ade Hidayat, mereka sudah lebih 20 tahun hidup sebatangkara setelah di tinggal suami masing-masing.