Network
ZONA PRIANGAN - Manajer Inggris Gareth Southgate mengatakan bahwa itu adalah keputusannya untuk menurunkan pemain muda Bukayo Saka sebagai eksekutor penalti terakhir bagi timnya, ketika Inggris kalah lewat drama adu penalti di final Euro 2020 yang digelar di Wembley Stadium pada Minggu, 11 Juli 2021.
Tim tuan rumah, bermain di final turnamen besar pertamanya sejak 1966, namun sayang harus kalah dari Italia dengan skor 3-2 melalui drama adu penalti setelah bermain imbang 1-1. Southgate juga memasukkan Jadon Sacho dan Marcus Rashford di babak perpanjangan waktu, khusus untuk mengambil tendangan penalti, dan mereka berdua juga gagal saat Inggris sempat unggil di awal adu tendangan penalti.
"Saya memilih penendang [penalti]," kata Southgate kepada ITV, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Senin 12 Juli 2021.
"Saya sangat kecewa karena tidak melangkah lebih jauh," tambahnya.
"Kami memutuskan untuk membuat perubahan di akhir pertandingan, tetapi kami menang atau kalah, bersama sebagai sebuah tim," ujarnya.
Baca Juga: Rakyat Italia Pesta Kemenangan Melupakan Pandemi Corona, Warga Turun ke Jalan di Jantung Ibu Kota
Pemain sayap Arsenal Bukayo Saka yang hanya membuat lima penampilan internasional sebelum turnamen, melakuan penalti terakhir dan dapat diselamatkan oleh Gianluigi Donnarumma, setelah Jorginho menyia-nyiakan kesempatan untuk mengamankan gelar untuk Italia ketika usahanya digagalkan oleh kiper Inggris Jordan Pickford.
"Itu keputusan saya untuk memberinya (Sako) penalti itu," kata Southgate, yang juga gagal mengeksekusi penalti krusial ketika Inggris kalah di semi-final Euro 1996 dari Jerman di kandang sendiri.
