Kue Apem Sebagai Tradisi Kebersamaan, Hidup Rukun dan Saling Tolong Menolong

- 3 Oktober 2021, 18:32 WIB
Tradisi pembuatan apem yang biasa dilakukan pada bulan safar di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.
Tradisi pembuatan apem yang biasa dilakukan pada bulan safar di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

Untuk menyelesaikan pembuatan apem ini dilakukan oleh 5 orang ibu-ibu dan anak muda, karena harus mebuat kinca dan mengemasnya ke dalam plastik.

Apem-apem ini menurut tokoh pemuda Inin nastain dibagikan kepada para pengunjung festival yang yang diselenggarakannya sambil menggelar pentas seni serta sebagian dinikmati bersama di acara pentas.

Baca Juga: Marshel Rela Tak Dibayar Kalau Diminta Roasting Jokowi: Itu Buat Etalase Saya

“Hari kemarin kami juga membuat apem hanya semua dibagikan kepada tetangga, sekarang membuat khusus untuk dinikmati bersama di acara fstival.” ungkap Inin.

Untuk wadah apem, Inin memberdayakan perajin besek, sehingga apem yang dibagikan kepada para tamu diwadahi besek. Selain para tamu juga secara beramai-ramai menikmati apem di tempat festival

Dia ingin tradisi pembuatan apem yang menunjukan sikap kebersamaan terus dilakukan semua warga. Makanya anak muda harus bisa membuat apem dan juga memahami pilosofi dari pembuatan apem tersebut, yakni kebersamaan, hidup rukun dan saling tolong menolong.***

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x